Dubes Nadjib: PM Abbott Bertemu Jokowi untuk Jalin Tali Persahabatan

Perdana Menteri Australia, Tony Abbott berbicara mengenai persiapan G20
Sumber :
  • www.g20.org
VIVAnews - Duta Besar RI untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema mengatakan tujuan Perdana Menteri Tony Abbott ikut menghadiri pelantikan Joko Widodo sebagai Presiden, karena ingin menjalin tali persahabatan. Oleh sebab itu, kecil kemungkinan dalam pertemuan bilateral keduanya, akan menyentuh isu yang dianggap sensitif. 
Catat Kemunculan Samsung Galaxy S24 FE ke Publik

Demikian ungkap Nadjib yang dihubungi VIVAnews melalui telepon pada Minggu malam, 19 Oktober 2014. Salah satu isu sensitif yang dimaksud yaitu soal kebijakan dorong balik perahu pencari suaka ke perairan Indonesia. 
Istana Jelaskan Kronologi Kericuhan Saat Open House Presiden Jokowi

"PM Abbott ingin menunjukkan kepada Jokowi bahwa Jakarta lebih penting dibandingkan Jenewa. Memang Australia beranggapan Indonesia itu negara yang penting, sehingga waktunya kurang tepat untuk membahas isu kebijakan turn back the boat itu," kata mantan Duta Besar RI di Belgia dan Uni Eropa. 
Lebaran Pertama Tanpa Dante, Tamara Tyasmara Ternyata Sudah Siapkan Ini untuk Sang Buah Hati

Namun, dia menyebut tetap ada kemungkinan kedua pihak membahas kebijakan Australia yang kontroversial itu. Tetapi, jika pembicaraan menjadi lebih hangat dan penuh kekeluargaan.

"Ya, segala hal tetap bisa terjadi. Tapi, untuk perkenalan pertama, lalu tiba-tiba langsung membicarakan isu itu agak kurang pas ya," imbuh dia.

Nadjib mengatakan tidak heran jika Abbott menghadiri pelantikan mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Sebab, pemimpin Partai Liberal tersebut perlu menunjukkan rasa hormatnya kepada Presiden baru. 

"Mereka ingin menunjukkan kepada Indonesia, siapa pun pemerintah yang berkuasa, Australia akan selalu menjadi mitra terdekat RI. Itu yang ingin ditekankan oleh Abbott melalui pertemuan bilateral nanti," kata dia.

Lagipula, lanjut Nadjib, kedua negara memang saling membutuhkan. Ada sekitar 17.500 pelajar asal Indonesia, kata dia, yang sedang menuntut ilmu di Australia. 

"Sementara, Pemerintah Australia juga sedang menggiatkan agar para pemuda mereka dikirim ke Indonesia melalui program New Colombo Plan (NCP). Maka, dalam pertemuan bilateral nanti, kemungkinan besar juga akan menyentuh isu pendidikan," kata dia. 

Kecil kemungkinan pula ujar Nadjib, Abbott akan menyinggung sembilan nasib warganya (Bali Nine) yang kini tengah terancam hukuman mati akibat tersangkut kasus narkoba. Nadjib mengatakan kalau pun isu itu tiba-tiba diangkat, maka menimbulkan kesan yang aneh. 

"Lagipula isu itu tidak lagi menjadi masalah bagi kedua negara. Itu kan orang-orang di luar saja yang menganggapnya ada masalah," kata Nadjib. 

Ditanya mengenai prediksi hubungan kedua negara di bawah pemerintahan baru Jokowi dan Jusuf Kalla, Nadjib optmistis hubungan bilateral akan kian membaik. Namun, hal tersebut tetap memerlukan dukungan dari semua pihak. 

"Jadi, bukan hanya pemerintah saja yang memainkan peranan tersebut, karena semua komponen bangsa juga seharusnya ikut serta dan menjadi bagian dari upaya untuk mempererat hubungan kedua negara," ujar Nadjib. 

Pertemuan Abbott dan Jokowi akan digelar di Istana Negara pada malam ini. Sebelum bertolak ke Jakarta, Abbott menyampaikan bagi Jokowi dan diunggah ke media sosial. 
  
Dalam video tersebut, Abbott menyebut Indonesia merupakan negara tetangga yang penting bagi Australia. Oleh sebab itu, usai dilantik sebagai Perdana Menteri pada tahun lalu, menetapkan Indonesia sebagai negara pertama yang dikunjungi.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya