Pemimpin Hong Kong Tuding Demonstrasi Disusupi Asing

Polisi Hong Kong berupaya membubarkan demonstran di Distrik Mongkok
Sumber :
  • REUTERS/Carlos Barria
VIVAnews - Kepala Eksekutif Hong Kong, CY Leung, menuding adanya pihak asing yang berada di balik aksi unjuk rasa para demonstran pro demokrasi. Pernyataan itu dia lontarkan dalam sebuah wawancara khusus di televisi yang disiarkan pada Minggu malam, 19 Oktober 2014. 
Timnas Indonesia U-23 Tiba di Bandara Soetta, STY: Terimakasih Atas Dukungannya

Stasiun berita BBC edisi Minggu melansir Leung memang tidak menyebut satu nama negara tertentu. Namun banyak pihak menduga dia menuding Amerika Serikat dan Inggris. 
430 Jemaah Calon Haji Tangerang Berangkat ke Tanah Suci

"Saya tidak perlu masuk terlalu detail. Namun, ini tidak sepenuhnya murni sebuah gerakan domestik," ujar Leung. 
Detik-detik Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez karena Pakai Ganja

Pernyataan senada sempat dilontarkan oleh media Pemerintah China yang kerap menyebut Negeri Paman Sam merupakan gerakan anti China. AS dituding sengaja memanipulasi para pengunjuk rasa. Beijing pun telah memperingatkan agar tidak ada unjuk rasa terhadap urusan dalam negeri mereka. 

Namun, tuduhan itu justru membuat para pengunjuk rasa yang sebagian besar berasal dari kalangan pelajar merasa kecewa. Terlebih pernyataan Leung tidak didasari bukti nyata. 

"Untuk membuat sebuah pernyataan bahwa adanya penyusupan kekuatan asing di dalam gerakan ini sebelum kami memulai diskusi terbuka, merupakan bukti CY Leung berharap dapat menghancurkan keseluruhan gerakan ini," ungkap Alex Chow dari Gerakan Pelajar Federasi Hong Kong.

Dia menambahkan, sebagai Kepala Eksekutif Hong Kong, kalimat tersebut benar-benar tidak bertanggung jawab. 

"Dia seharusnya menyertakan bukti nyata sebelum membuat pernyataan semacam itu," imbuh dia. 

Salah satu pengunjuk rasa lainnya, Jeffrey Hui, mengatakan kepada BBC, aksi yang mereka lakukan, murni diinisiasi oleh warga yang tinggal, peduli Hong Kong, dan bersedia melawan rezim yang ada. 

Kedua pihak dijadwalkan telah sepakat untuk berdialog pada Selasa esok dan disiarkan secara langsung melalui televisi. Leung berharap, dapat mengakhiri aksi unjuk rasa tersebut secara damai. 

Tidak akan Berubah

Stasiun berita Channel News Asia melaporkan kecil kemungkinan Beijing akan berubah pikiran dan menuruti keinginan para demonstran. China bersikeras semua kandidat Kepala Eksekutif Hong Kong yang dipilih pada 2017 harus disetujui melalui sebuah komite yang ditetapkan pemerintah. 

Namun, aturan itu ditolak demonstran. Mereka beranggapan melalui cara itu sama saja dengan demokrasi palsu. Bahkan, untuk membuktikan bahwa warga Hong Kong tidak memiliki hak ikut campur terhadap hal tersebut, Leung sengaja membawa konstitusi mini yang diterapkan di Hong Kong. 

Sementara, unjuk rasa mulai memasuki minggu keempat. Kendati jumlah demonstran terus menyusut, namun mereka tetap menduduki titik strategis seperti di Distrik Mong Kok. 

Pada Minggu malam, demonstran di sana bentrok dengan polisi hingga mengakibatkan 20 orang terluka. Sebab, petugas polisi memukuli para demonstran. 

Juru bicara polisi, Steve Hui, tetap bersikeras mereka telah menggunakan cara yang sesuai untuk menghadapi para demonstran. Polisi bertindak keras, karena demonstran ingin melewati batas garis yang telah ditetapkan. 

"Aktivis dari organisasi radikal dan juga perusuh, membaur dengan para demonstran lainnya," kata Hui. (ren) 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya