Demi Simpati dan Uang, Pengemis China Tega Mutilasi Unta

Pengemis China gunakan unta cacat
Sumber :
  • DAILY MAIL
VIVAnews - Para aktivis pecinta hewan di China memperingatkan publik agar tidak memberikan uang kepada para pengemis yang menggunakan hewan cacat untuk mendatangkan rasa simpati pejalan kaki. Padahal, hewan tersebut bisa cacat diduga karena bagian tubuhnya dimutilasi oleh si pengemis. 
Bukan Cuma Rancang Busana, IFPC Lahirkan Pengusaha Mode Muda Indonesia

Dilansir dari laman Dailymail, Senin 20 Oktober 2014, salah satu pengemis yang menggunakan modus itu terekam dalam sebuah foto di kota Fuzho, Provinsi Fujian, bagian tenggara China. Dalam foto itu, terlihat dua pria pengemis tengah membawa unta cacat di belakangnya. 
TNI AL Bekuk Penyelundup Kristal Haram dari Malaysia Senilai 19 Miliar di Pulau Siondo

Bagian kaki unta tersebut terlihat terpotong. Para pengemis itu mengklaim, justru mereka lah yang menyelamatkan unta tersebut, setelah sebelumnya pernah dilindas kereta. 
Bang Jago Peras 3 Minimarket di Jakbar, Ngambil Barang Seenaknya tapi Gak Mau Bayar

Mereka membantah telah memutilasi bagian tubuh unta. Sementara, mereka sengaja mengemis karena perlu memberi makan unta. 

Namun, menurut keterangan polisi, cerita itu bohong belaka. Sudah bisa dipastikan kedua pria tadi yang memotong kaki unta. 

Polisi di sana bahkan membenarkan memutilasi bagian tubuh hewan kini telah menjadi tren. 

Menurut keterangan polisi, hal tersebut lantaran bagian tubuh manusia, tidak lagi bisa menarik perhatian publik agar mereka mau memberikan uangnya. Sementara para pengemis cacat, mulai terlihat biasa di mata publik. 

Sisa jumlah unta liar di bagian barat laut Gurun Gobi, China hanya ada 600 ekor. Sementara, hanya tersisa 800 ekor unta di Mongolia. Jumlah mereka yang tinggal sedikit itu, membuat populasinya terancam bisa punah dan harus dilindungi. 

Sayangnya, polisi tidak bisa berbuat apa pun. Sebab, polisi kesulitan membuktikan hewan itu bukan hewan peliharaan si majikan. 

Aksi mutilasi unta ini turut disorot oleh para aktivis pembela hak hewan. Mereka menuntut adanya perubahan hukum di China dan membuat aturan perbuatan tersebut termasuk melanggar hukum. 

Nahasnya lagi, berbuat kejam terhadap hewan tidak dianggap ilegal di sana. Protes pernah disampaikan oleh salah satu aktivis, Xiong Kung. 

"Anda bisa melihat hewan tersebut secara jelas telah dimutilasi beberapa waktu lalu, karena jika dilihat, lukanya sudah sembuh. Menurut informasi saya, mereka memperoleh uang banyak setiap hari, karena publik terkejut oleh apa yang mereka saksikan," papar Xiong. 

Polisi pun, lanjut Xiong juga tidak bisa diharapkan. 

"Ketika mereka muncul, yang bisa mereka lakukan hanya memindahkan mereka atau memberi mereka denda karena telah meminta-minta. Tidak ada yang lain. Hal itu masih tetap menjadi masalah, hingga kita memiliki hukum perlindungan terhadap hak hewan," tegas dia. (ita)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya