Abbott Didesak Minta Maaf pada Putin Terkait MH-17

puing pesawat Malaysia MH17 yang jatuh di Donetsk, 17 Juli 2014.
Sumber :
  • REUTERS/Maxim Zmeyev
VIVAnews
Usai Jadi Tersangka Kasus Narkoba, Chandrika Chika Ternyata Positif Metafetamin Juga
- Perdana Menteri (PM) Australia Tony Abbott harus meminta maaf pada Presiden Rusia Vladimir Putin, atas tuduhannya tentang keterlibatan Rusia dalam penembakan pesawat maskapai Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH17 di Ukraina.

Menilik Bayang-bayang Masa Depan Indonesia dalam Ramalan Jayabaya

Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Parlemen Rusia Aleksey Pushkov, yang dikutip
Persib Bandung Tetap Waspadai Borneo FC yang Pincang
RT hari ini, mengatakan laporan intelijen Jerman atas insiden MH17 harus memaksa Abbott meminta maaf setelah berjanji akan mengonfrontir Putin pada pertemuan G20 di Australia.


Sebelumnya majalah Jerman,
Spiegel,
menerbitkan sebuah artikel berisi laporan rahasia intelijen Jerman (BND), yang menyebut milisi Ukraina di Donetsk menembak pesawat Malaysia menggunakan rudal anti-pesawat yang diperoleh dari pangkalan militer Ukraina.


Spiegel
menulis bahwa BND memiliki bukti untuk mendukung laporan itu. Pada Senin, 20 Oktober 2014, pejabat BND mengaku adanya laporan rahasia itu pada
BBC
. Laporan itu meragukan teori yang selama ini diterima Barat tentang keterlibatan Rusia memasok rudal yang digunakan untuk menembak pesawat Malaysia.


Laporan BND bahkan mengungkap kemungkinan Ukraina berusaha menutupi alasan dibalik kasus MH17. Bahkan foto-foto puing pesawat yang diberikan pemerintah Ukraina adalah palsu, mengindikasikan ketakutan Kiev jika insiden penembakan MH17 terungkap tuntas.


Kementerian Pertahanan Ukraina dalam pernyataan resmi menolak isi laporan rahasia BND yang menyebut Kiev memalsukan data intelijen, serta penggunaan rudal BUK milik militer Ukraina dalam insiden penembakan MH17.


Disebut dalam pernyataan itu, temuan BND tidak benar karena militer Ukraina telah memindahkan personel dan peralatan militer dari Donetsk pada 29 Juni, atau lebih dari dua minggu sebelum tragedi MH17. (ita)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya