HRW: Ukraina Gunakan Bom Kluster

ilustrasi bom kluster
Sumber :
  • YouTube
VIVAnews
Ungkapan Terima Kasih Megawati Usai Red Sparks Vs Indonesia All Star
- Berbagai bukti dan hasil wawancara dengan korban serta saksi mata mengungkap penggunaan bom kluster oleh militer Ukraina dalam menghadapi milisi di kota Donetsk. Demikian disebut dalam laporan organisasi Pengawas Hak Asasi Manusia (HRW), Senin 20 Oktober 2014.

Kementan Dorong Pembentukan Koperasi Guna Bantu Petani Banyuasin Kembangkan Usaha

Dikutip oleh
5 Fakta Menarik Persib Bandung Usai Benamkan Persebaya Surabaya di Liga 1
The New York Times , peneliti senior HRW Mark Hiznay menilai, sangat jelas bahwa bom kluster yang dilarang oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah digunakan militer Ukraina di kawasan padat penduduk. Terutama dalam serangan pada 2 dan 5 Oktober lalu di kota Donetsk.


Temuan HRW semakin menambah kredibilitas penjelasan konflik Ukraina yang telah dipaparkan oleh Moskow, bahwa pemerintah Ukraina melakukan kejahatan perang terhadap warga negaranya sendiri.


Selama ini pemerintahan baru Ukraina selalu berusaha menuding Rusia di balik gerakan pemberontakan, paska dikudetanya Presiden Viktor Yanukovich yang pro-Rusia, akhir Februari lalu. Militer Ukraina dalam pernyataan resmi membantah bahwa pihaknya menggunakan senjata kluster.


HRW mengatakan bahwa senjata kluster digunakan untuk menyerang kawasan padat penduduk sedikitnya 12 kali dan mungkin lebih banyak lagi. Bom cluster dilepaskan dengan roket yang membawa puluhan submunisi, terlihat seperti kaleng logam bersirip.


Roket akan melepaskan submunisi ke area yang luas, yang kemudian meledak dan melepaskan serpihan baja. Saat ini, Ukraina memang tidak berpartisipasi dalam konvensi internasional yang melarang penggunaan bom kluster.


Sebelumnya dalam investigasi yang dilakukan
Reuters
, ditemukan sejumlah kejanggalan dalam penanganan kasus pembantaian Maidan di mana sedikitnya 100 orang pemrotes tewas ditembak. Tragedi yang terjadi pada 20 Februari itu berbuntut pada digulingkannya Yanukovich.


Hasil investigasi mengungkap kemungkinan bahwa kubu oposisi yang kini membentuk pemerintahan baru Ukraina, berada di balik pembantaian para pemrotes untuk menambah tekanan pada Yanukovich. (ita)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya