Swiss Tak Lagi Keluarkan Visa Bagi Penari Telanjang

Ilustrasi prostitusi
Sumber :
  • Reuters
VIVAnews - Pemerintah Swiss berencana menghentikan izin kerja khusus bagi para penari telanjang asing dari beberapa negara seperti Thailand, Rusia, dan Republik Dominika. Aturan itu, akan mulai diberlakukan setelah 2015. 
Sepak Terjang Netzah Yehuda, Batalion Tempur Israel yang 'Digebuk' AS

Harian Bangkok Post, Kamis 23 Oktober 2014, melansir visa yang dikeluarkan sebelumnya berlaku selama delapan bulan. Menteri Keadilan, Simonetta Sommaruga, mengatakan alasan di balik pengambilan keputusan tersebut, lantaran banyak di antara wanita penari telanjang itu malah dieksploitasi. 
Tom Lembong Pilih Setia di Gerakan Perubahan: Saya Satu Paket dengan Anies Baswedan

"Para wanita dipaksa untuk minum alkohol, melacurkan diri mereka sendiri. Namun, di sisi lain sulit untuk membuktikannya," ungkap Sommaruga. 
Anies soal Tawaran Jadi Menteri di Kabinet Prabowo: Belum Ada yang Ngajak

Aturan pemberian visa kerja ini dicetuskan pada 1995 silam. Tujuannya untuk melindungi wanita asing yang ingin bekerja sebagai penari eksotis di klub malam dan penari telanjang dari para pelaku bisnis seks yang tidak memiliki hati nurani. 

Pemerintah Swiss baru-baru ini melakukan studi mendalam sebelum mengambil keputusan tersebut. 

"Hasilnya, berdasarkan penyelidikan polisi, kantor migrasi federal di 2010, berhasil mencapai kesimpulan bahwa visa yang diberikan tidak lagi dapat berperan untuk melindungi mereka dari eksploitasi dan perdagangan manusia," ungkap perwakilan pemerintah pada Rabu kemarin. 

Pemerintah, kini mulai berpikir untuk membatalkan aturan tersebut di 2012 lalu. 

Berdasarkan aturan baru nanti yang berlaku per 1 Januari 2016, hanya wanita dari negara-negara anggota Uni Eropa yang diizinkan untuk datang ke Swiss dan bekerja di klub malam. Swiss memang bukan bagian dari UE. Namun, mereka memiliki hubungan ekonomi yang kuat dengan blok negara itu. 

Visa izin bekerja bagi para penari di klub malam disebut "izin L", memungkinkan mereka untuk bekerja jangka pendek dan hasil kerja keras mereka bisa dikirim kembali ke negara asal. Selain "izin L", Pemerintah Swiss juga mengeluarkan izin lainnya yang disebut "izin C" dan "izin B".

"Izin C" diberikan bagi penduduk bukan warga Swiss. Jika berhasil diberikan, selanjutnya adalah "izin B" yang harus diperbarui setiap tahun. 

Menurut data dari Kementerian Kehakiman dan Keadilan, Swiss telah mengeluarkan 844 izin bekerja bagi para penari di klub malam di tahun 2013 lalu. Angka itu, ungkap Sommaruga, jauh di bawah angka 5.686 yang diterbitkan pada 2005 lalu. 

Namun, kini hampir separuh dari provinsi di Swiss tidak lagi mengeluarkan izin bekerja itu. 

Kritik lainnya terhadap penerbitan "izin L" yakni, banyak wanita yang terpaksa menyuap pihak ketiga, agar bisa memperoleh izin itu. Sementara itu, pihak lainnya memperingatkan, penghentian pemberian izin kerja L, justru malah akan memicu terjadi para penari telanjang itu untuk bekerja secara ilegal dan meningkatkan kemungkinan eksploitasi. 

"Menghentikan penerbitan izin bekerja ini tidak akan menyelesaikan masalah sama sekali. Sangat jauh dari itu," kata Sommaruga. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya