Aung San Suu Kyi Bertemu Presiden Myanmar

Aung San Suu Kyi (kiri) dan Presiden Myanmar Thein Sein (kanan)
Sumber :
  • Reuters

VIVAnews - Presiden Myanmar Thein Sein telah membuka pembicaraan yang tak terduga dengan rival-rival politiknya, termasuk tokoh pro-demokrasi Aung San Suu Kyi, Jumat 31 Oktober 2014.

Thein Sein dan Aung San Suu Kyi tampak berjalan bersama menuju pertemuan di ibukota Naypyidaw. Dilansir dari The Guardian, pertemuan itu digelar sehari setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama berbicara pada Thein Sein dan Suu Kyi tentang pemungutan suara melalui telepon.

Obama yang akan berkunjung ke Myanmar pada 12-13 November mendatang, juga menekankan pentingnya melakukan langkah-langkah mengatasi situasi kemanusiaan di Rakhine serta hak-hak sipil dan politik orang Rohingya.

Kerusuhan terjadi di Rakhine pada 2012 antara etnis Rakhine dan Rohingya, menewaskan sedikitnya 200 orang dan lebih dari 140.000 orang mengungsi terutama Rohingya.

Pertemuan dimulai pada Jumat siang dan konferensi pers dijadwalkan dua jam setelah pertemuan. Hanya enam dari 70 partai politik Myanmar serta sejumlah perwakilan kelompok etnis yang diundang pada pertemuan.

Belum ada pernyataan resmi dari pemerintah tentang tujuan pembicaraan, tapi diyakini terkait dengan tuntutan Obama agar Myanmar menggelar pemilu yang inklusif dan kredibel.

Otoritas Myanmar telah menetapkan pelaksanaan pemilu pada pekan terakhir Oktober atau pekan pertama November 2015. Pemilu Myanmar pada 2010 dituding penuh kecurangan dan digelar tanpa membolehkan Suu Kyi ikut dalam pemilu.

Pada Suu Kyi, Kamis malam, Obama menyampaikan tentang bagaimana Washington dapat mendukung usaha mempromosikan toleransi, dihormatinya perbedaan dan situasi politik yang lebih inklusif.

Pada pemilu sela 2012, partai pendukung Suu Kyi NLD memenangkan hampir semua kursi yang terbuka. Sehingga NLD diyakini akan memenangkan suara mayoritas di parlemen pada pemilu 2015. Setelah itu parlemen akan memilih presiden.

Suu Kyi yang berusia 69 tahun saat ini dilarang mengikuti pemilihan, karena Konstitusi Myanmar melarang siapapun yang memiliki pasangan atau anak dengan kewarganegaraan asing tidak dapat menjadi presiden.

Mendiang suami dan dua putra pemenang Hadiah Nobel Perdamaian itu adalah warga negara Inggris. Sehingga banyak pihak menyebut konstitusi dibuat secara sengaja untuk menjegal Suu Kyi.

Myanmar telah berjanji untuk melakukan pemungutan suara yang bebas untuk pertama kalinya dalam sejarah, sejak junta militer menyerahkan kekuasaan pada pemerintah kuasi-sipil tiga tahun lalu.

Thein Sein telah mengejutkan komunitas internasional dengan sejumlah reformasi yang dramatis, membuat berbagai sanksi internasional terhadap Myanmar dicabut. (ita)


Baca juga:

5 Film Romantis Berlatar Perang Dunia II, Kisah Cinta di Tengah Kekacauan

10 Tips Mencegah Aksi Kekerasan Antar Siswa di Sekolah

Kalau Istri Hyperseks apa yang Perlu Dilakukan Suami? Begini Nasehat Dokter Boyke

Menteri ATR/Kepala BPN, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)

AHY Wanti-wanti Prabowo Usai Bertemu Cak Imin

Ketua Umum Partai Demokrat AHY merespons pertemuan Prabowo Subianto dengan Cak Imin di kantor DPP PKB, Rabu. AHY memberikan peringatan ke Prabowo

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024