Bankir Pembunuh WNI: Saya Tidak Gila

Banker Inggris, Rurik Jutting, pelaku pembunuhan terhadap dua WNI
Sumber :
  • REUTERS/Apple Daily
VIVAnews - Bankir Inggris, Rurik George Catton Jutting, mengaku tidak gila seperti yang selama ini disebut-sebut media. Pernyataan itu disampaikan Jutting kepada penasihat hukumnya selama proses penyelidikan kasus pembunuhan sadis yang terjadi pada pekan lalu di Distrik di Wan Chai, Hong Kong. 
Harga Emas Hari Ini 27 April 2024: Emas Antam Kinclong di Akhir Pekan

Laman Dailymail, Selasa, 4 November 2014 melansir pernyataan itu ketika pengacaranya meminta agar bankir lulusan Universitas Oxford itu dirawat di unit kejiwaan. Menurut seorang sumber, pria berusia 29 tahun itu menolak dibawa ke rumah sakit jiwa. 
Usai Ramai Digosipkan Selingkuh, Rizky Nazar Minta Maaf

"Jutting orang yang jujur dan terbuka. Dia mengakui dua orang gadis itu meninggal di unit apartemennya dan tidak ada orang lain selain mereka bertiga di sana. Tetapi, dia bersikeras menolak dikatakan gila," ungkap sumber itu. 
Tokoh Agama Papua: Jangan Ikut Ajakan Sesat Aksi Demo 1 Mei, Pihak Tidak Bertanggungjawab

Dalam sidang pendahuluan yang digelar pada Senin kemarin, Jutting didakwa melakukan dua pembunuhan. Pada Jumat esok, dijadwalkan Jutting akan ikut dalam proses rekonstruksi kejadian pembunuhan keji itu. 

Kemungkinan Jutting seorang psikopat terungkap ketika dia mengirimkan surat elektronik tidak sedang berada di kantor yang menjelaskan dirinya sebagai seorang psikopat yang tidak waras. Surel itu dikirimnya kepada staf di Bank Merrill Lynch dan para kliennya. 

Lalu, kemarin muncul fakta baru yang menyebut Jutting kerap mengkonsumsi narkoba. Menurut keterangan mantan polisi yang mengenal Jutting, bankir itu kerap menggunakan sabu-sabu dan amfetamin agar terlihat selalu semangat. 

Mantan pegawai itu juga mengatakan Jutting kerap wara wiri di dua klub di daerah lokalisasi Suzie Wong di Hong Kong. 

"Jutting biasanya datang ke klub di hari Sabtu dan Minggu pagi dalam keadaan yang benar-benar tak sadarkan diri. Dia tidak tahu dirinya siapa, sedang berada di mana dan apa yang dia lakukan," ujar mantan polisi itu. 

Jutting, imbuh dia, sudah mirip seperti zombie setelah mengkonsumsi narkoba. 

"Terkadang dia akan cukup agresif, konfrontatif dan membuat orang lain marah dengan menyenggol minuman mereka. Saya sangat yakin penampilannya yang mirip zombie itu akibat mengkonsumsi narkoba," kata dia. 

Sabu-sabu ujar mantan polisi itu, merupakan jenis narkoba yang kerap dikonsumsi oleh para bankir ekspatriat yang bermukim di Hong Kong. 

"Sabu-sabu cenderung membuat tubuh Anda melambat dan sepertinya dia juga mengkonsumsi amfetamin, kemungkinan untuk membuat dirinya selalu ceria dan semangat," tutur mantan penegak hukum itu. 

Sementara, untuk bisa memperoleh narkoba jenis itu tidak begitu sulit. Ada sebuah bar di Distrik Wan Chai yang diketahui menyediakan barang tersebut. 

Tidak Populer

Keterangan lainnya terkuak, bahwa Jutting tidak begitu populer di kalangan para wanita penghibur yang kerap berkunjung ke klub di waktu-waktu tertentu. Mantan polisi itu mengatakan, Jutting tidak malu-malu mengakui bahwa dia bekerja sebagai seorang bankir. 

"Namun, hanya sedikit gadis yang menyukai dia. Menurut mereka, Jutting tipikal pemaksa. Hal itu terlihat jelas di wajahnya. Dia memiliki sebuah reputasi bersikap kejam dan membayar semurah mungkin untuk memperoleh layanan seks," ujar polisi itu. 

Sementara, dia mengetahui dua gadis yang menjadi korban pembunuhannya, adalah gadis yang baik. "Apa yang terjadi merupakan sebuah tragedi," kata dia. 

Kedua korban diketahui berasal dari Indonesia. Mereka diketahui bernama Sumarti Ningsih berusia 25 tahun asal Cilacap, Jawa Tengah dan Seneng Mujiasih dari Muna, Sulawesi Tenggara. Ningsih ditemukan polisi tidak bernyawa di unit apartemen Jutting di lantai 31. 

Jasadnya ditemukan sudah membusuk dalam keadaan tangan dan kaki terikat serta dimasukkan ke dalam sebuah koper. Kepalanya nyaris putus dari badannya. 

Sementara, Seneng atau yang kerap disapa Jesse Lorena Ruri, ditemukan bersimbah darah dengan leher digorok. Polisi sempat menemukan dia masih bernafas walau nyawanya kemudian tidak tertolong. 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya