Reformasi Myanmar Buntu

Aung San Suu Kyi (kiri) dan Presiden Myanmar Thein Sein (kanan)
Sumber :
  • Reuters
VIVAnews
Setuju Pembatasan Impor Barang Jadi Elektronik
- Pemimpin oposisi Myanmar Aung San Suu Kyi mengatakan reformasi di negaranya mengalami kebuntuan, dan memperingatkan tentang optimisme berlebih dari komunitas internasional.

Komjak Soroti Penanganan Kasus Dugaan Korupsi Emas di Kejaksaan

Berbicara pada konferensi pers di Yangon, Rabu 5 November, dia menegaskan bahwa Myanmar belum melakukan langkah-langkah reformasi apa pun secara nyata dalam dua tahun terakhir.
Izin Menginap di Kantor Polisi, Pria Tuban Ini Ternyata Baru Membunuh Istrinya


Dikutip dalam laporan
BBC
, Rabu malam, Suu Kyi menyebut pembicaraan tingkat tinggi dengan Presiden Thein Sein dan panglima militer pekan lalu, tidak dapat menghasilkan banyak kemajuan.


"Kami berpikir bahwa ada masa ketika pemerintah Amerika Serikat (AS) telah bersikap optimis berlebihan, tentang proses reformasi (Myanmar)," kata pemimpin Liga Nasional untuk Demokrasi (LND) itu.


Pekan depan, Myanmar akan menjadi tuan rumah pertemuan yang dihadiri oleh sejumlah pemimpin dunia, termasuk Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama.


Suu Kyi mengekspresikan frustasinya atas reformasi di Myanmar, setelah faksi militer di parlemen menolak amandemen atas aturan dalam konstitusi, yang menghalangi Suu Kyi maju dalam pemilihan presiden.


Suu Kyi sebelumnya mengatakan bakal melanjutkan usahanya mendorong perubahan demokratik melalui politik di parlemen, dan sikapnya itu telah diterima oleh pemerintah dalam pertemuan tingkat tinggi pekan lalu.


Namun Suu Kyi tidak punya banyak pilihan selain berusaha meyakinkan militer untuk merubah pandangan, yang akan menjadi pekerjaan  tersulit sepanjang karir politiknya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya