Menlu Kerry Enggan Komentari Surat Obama untuk Pemimpin Iran

Menteri Luar Negeri AS, John Kerry bertemu Menlu Iran, Mohammad Javad Zarif
Sumber :
  • REUTERS/Carolyn Kaster/Pool
VIVAnews - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, enggan mengomentari rumor yang menyebut adanya surat yang dikirim Presiden Barack Obama kepada pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Dia menolak untuk mengkonfirmasi atau pun membantah jika surat tersebut memang pernah dikirimkan ke Khamenei. 
Kejuaraan Golf Internasional, Pj Gubernur Sumut Optimis Jadi Ajang Pembinaan Atlet

Hal itu diungkap Kerry ketika memberikan keterangan pers di Beijing pada Sabtu, 8 November 2014 usai menghadiri pertemuan tingkat Menteri APEC dan dikutip dari situs resmi Departemen Luar Negeri AS. 
5 Fakta Menarik Jelang Duel Everton vs Liverpool di Premier League

"Saya juga ingin membuat ini menjadi sangat jelas. Tidak ada, setahu saya, yang telah membenarkan atau membantah apakah betul atau tidak adanya surat tersebut. Dan saya tidak akan mengomentari apa yang mungkin atau tidak mungkin dikomunikasikan oleh Presiden AS dengan seorang pemimpin dari negara lain secara pribadi," tegas Kerry. 
Hakim Geram ke Saksi di Sidang Korupsi Tol MBZ: Proyek Triliunan Gini kok Main-main

Namun, dia memastikan tidak ada pembicaraan, kesepakatan, atau pun pertukaran. 

"Tidak ada kesepakatan atau persetujuan apa pun terkait situasi di Timur Tengah. Tidak ada kaitan apa pun pembicaraan mengenai negosiasi nuklir dengan isu lainnya. Dan saya benar-benar ingin membuatnya sejelas mungkin," imbuh dia. 

Mengenai pembicaraan negosiasi nuklir Iran, lanjut Kerry, itu menjadi topik tersendiri. Tidak ada diskusi apa pun yang pernah terjadi megenai satu topik dengan topik lainnya. 

Surat rahasia Obama kepada Khamenei terbongkar lantaran media Wall Street Journal (WSJ) membocorkan isi surat tersebut dalam laporan mereka pada Kamis pekan lalu. Stasiun berita Al Jazeera Jumat kemarin melansir, surat tersebut dikirim kepada pemimpin tertinggi Iran itu, pada pertengahan Oktober lalu.

Di dalamnya berisi tawaran kerjasama untuk memberantas kelompok militan Islamic State of Iraq and al Sham (ISIS) tergantung kepada hasil perundingan program nuklir Tehran yang memasuki tenggat waktu pada 24 November mendatang.

Bocoran surat itu diperoleh WSJ dari seorang pejabat berwenang di Gedung Putih. Menurut salah seorang jurnalis yang menulis laporan itu, Carol Lee, surat itu mencerminkan betapa pejabat di Gedung Putih meyakini kunci kesepakatan program nuklir Iran terletak di tangan Khamenei. 

"Mereka bisa saja berbicara dengan (Mohammad Javad) Zarif, Menlu Iran, dan pejabat lain di pemerintahan, tetapi pemimpin tertinggilah yang sesungguhnya memegang kunci apakah kesepakatan ini ingin diteken atau tidak," ungkap Lee. 

Selain itu, terkuak fakta lainnya, bahwa itu merupakan surat keempat yang dikirim Obama kepada Khamenei, sejak menjabat sebagai Presiden di tahun 2009 lalu.

Kelanjutan mengenai negosiasi nuklir Iran akan dilakukan di ibukota Muscat, Oman pada hari ini. Pembicaraan Kerry dan Zarif ini akan menentukan negosiasi nuklir antara Tehran dengan enam negara kekuatan besar dunia atau yang lebih dikenal P5+1 tanggal 24 November mendatang.  
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya