Pengamat: Pemimpin Dunia Antre Mau Ketemu, Jokowi Jangan Besar Kepala

Presiden Jokowi di KTT APEC 2014
Sumber :
VIVAnews - Pengamat Hukum Internasional dari Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, mengingatkan Presiden Joko Widodo agar tidak besar kepala melihat fakta banyak pemimpin dunia yang "antre" untuk bertemu di tiga KTT internasional. Pekan ini Jokowi hadir tiga KTT APEC di China, ASEAN di Myanmar, dan G20 di Australia. 
Pentingnya Kesehatan di Masa Golden Age Anak, Bakal Tentukan Kondisi Masa Depan

Hikmahanto mengingatkan, jika semakin banyak pemimpin yang antre bertemu, maka itu bermakna mereka berharap kepentingan negaranya tidak diganggu. 
Cerita Perjuangan TikTokers Sasya Livisya, Sering Dapat Hate Comment karena Penampilannya

Demikian ungkap Hikmahanto yang dihubungi VIVAnews pada Minggu malam, 9 November 2014. Menurut Hikmahanto, sebagai pemimpin baru di kawasan Asia Tenggara, wajar jika banyak yang ingin bertemu mantan Gubernur DKI Jakarta itu. 
Terpopuler: Alasan Heerenveen Lepas Nathan Tjoe-A-On, Calon Kiper Timnas Indonesia Sabet Scudetto

"Namanya juga pemimpin baru, tentu banyak kepala negara lain yang bertemu dan berkenalan. Intinya, supaya dengan pemimpin yang baru ini, kepentingan negara mereka tidak diganggu dan kalau perlu diperdalam," ujar Hikmahanto. 

Hikmahanto menambahkan, Jokowi seharusnya memanfaatkan kepopulerannya untuk menjual dua hal. Pertama, mengenai demokrasi di Indonesia dan kedua, bagaimana kedewasaan demokrasi di Tanah Air. 

"Hal itulah yang bisa dijual ke media dan masyarakat internasional," imbuh dia. 

Di forum internasional itu, lanjut Hikmahanto, Jokowi juga bisa mengenalkan prinsip barunya yakni "semua negara dianggap kawan, kecuali jika kedaulatan Indonesia dilecehkan dan kepentingan nasional Indonesia dirugikan". Mantan Wali Kota Solo itu bisa mulai menerapkan prinsip tersebut ketika bertemu dengan Presiden China, Xi Jinping, dengan mengklarifikasi batas wilayah laut yang diklaim secara sepihak di kawasan Laut China Selatan atau lazim disebut nine dash line. 

"Kedua, ketika nanti bertemu dengan Perdana Menteri Australia, Tony Abbott. Jokowi harus berani menolak dengan tegas kebijakan mengenai manusia pencari suaka dan kebijakan dorong balik perahu ke perairan Indonesia," imbuh dia. 

Hikmahanto menyarankan Jokowi harus mampu bertindak tegas. Karena, apabila tidak, maka kebijakan dia sama saja dengan yang berlaku ketika era mantan Presiden SBY.

Sebelumnya, saat memberikan sambutan di acara kegiatan Alumni Gajah Mada (Kagama) di Kendari, Sulawesi Tenggara pekan lalu, Jokowi bercerita bahwa sejumlah kepala negara telah antre untuk bertemu dengannya di tiga forum internasional. 

"Saya ini kan pemain baru di APEC ya. Coba, yang namanya Presiden Putin (Vladimir Putin dari Rusia) mau bertemu Presiden Jokowi. Dia yang ketemu loh, bukan saya," ujar dia bangga.

Selain Putin yang dijadwalkan telah bertemu pada Senin malam kemarin, Jokowi juga sudah menggelar pertemuan bilateral dengan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama dan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe. (ren)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya