Ahli Peledak Inggris Gabung ISIS

Militan ISIS rilis panduan pembuatan bom
Sumber :
  • Twitter
VIVAnews
Freeport Boss Meets Jokowi to Discuss Mining Contract Extension
- Mantan mekanik mobil yang pernah dipenjara karena penipuan, kini bergabung dengan militan ISIS di Suriah, mengklaim dirinya sebagai ahli pembuat bom. Akun media sosialnya ditutup karena merilis panduan membuat bom.

Hadiri Buka Puasa Partai Golkar, Prabowo-Gibran Duduk Semeja dengan Airlangga

Dilansir
Jumat Agung, Presiden Jokowi Ajak Resapi Makna Pengorbanan Yesus Kristus
Daily Mail , Jumat 21 November, Hamayun Tariq, duda dua anak berusia 37 tahun yang lahir dan besar di Dudley, West Midlands, itu bergabung dengan ISIS sejak tujuh pekan lalu. Dia mengaku mendapatkan gaji dan rumah.


Tariq yang mengganti namanya menjadi Abu Muslim Al-Britani, sebelumnya merilis pesan-pesan di media sosial Twitter dengan akun @MuslimVictory. Akun itu dihapus akhir pekan lalu, setelah mengeluarkan seruan untuk melakukan aksi teror di Inggris.


Dia juga berkali-kali merilis foto-foto gambar berisi panduan untuk merakit alat peledak, berikut bahan kimia yang dibutuhkan untuk menciptakan racun mematikan. Tariq mengaku telah menemui sekitar 40 warga Inggris dalam tujuh pekan sejak bergabung dengan ISIS di Suriah.


Menyebut dirinya sangat bahagia setelah bergabung dengan ISIS, dia mengatakan juga telah bertemu seseorang yang menyusupkan 1.000 rekrutan baru ke Suriah setiap pekan. Tariq mengaku telah memiliki paham radikal Islam sejak 2000.


Dia ditangkap karena penipuan di Wolverhampton pada 2005, tapi kabur ke Pakistan untuk menghindari pengadilan. Dia dideportasi ke Inggris dua tahun kemudian, dan dipenjara selama tiga setengah tahun.


Dia kemudian pergi ke Pakistan pada 2012, setelah bebas dari penjara, dan bergabung dengan Taliban di kawasan Waziristan. Pada awal Oktober, dia bertemu dengan perekrut ISIS yang membiayai perjalanannya untuk bergabung dengan ISIS di Suriah.


Dia dilatih sebagai seorang penembak jitu, sebelum beralih menjadi spesialis peledak, yang dia katakan telah menarik minatnya sejak mempelajari sains pada pertengahan 1990an. Tariq mengatakan hidupnya di Suriah jauh lebih nyaman dari pada di Pakistan.


"Hidup keras di Waziristan, tapi di sini saya mendapat gaji, rumah. Mereka (ISIS) bahkan membiayai perjalananku. Saya sangat senang di sini, dan semua orang yang saya temui dari Inggris juga merasa bahagia," katanya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya