Islam Radikal Merasuk di Sekolah-sekolah Inggris

Ilustrasi Sekolah Inggris
Sumber :
  • Google
VIVAnews
Terbuka untuk Bertemu, Anies Sebut Prabowo Bukan Musuh tapi Lawan
- Seorang anak berusia lima tahun, mengatakan bahwa dirinya akan masuk neraka jika dia memainkan musik atau bergoyang mengikuti musik. Pelajar sebuah sekolah Muslim di Inggris itu, hanya satu di antara banyak anak lainnya yang telah memiliki pandangan ekstremis di Inggris.

Media Asing Gak Yakin Timnas Indonesia Rebut Tiket Olimpiade Paris 2024: Mereka Tak Diunggulkan

Laman
Sambut Putusan MK, Ketum Hipmi: Proses Pilpres Berakhir, Kini Saatnya Bangun Ekonomi Bangsa
Daily Mail , Jumat 21 November, menyebut ada sedikitnya enam sekolah di London, yang para pelajarnya rentan dengan ekstrimisme, seiring terungkapnya upaya meradikalisasi anak-anak sejak usia dini.


Kepala badan pengawas sekolah-sekolah Inggris, Sir Michael Wilshaw, memperingatkan ada lebih dari 1.000 anak pada enam sekolah swasta di Tower Hamlets, London timur, berada dalam risiko diradikalisasi.


Pada laporan hasil inspeksi di enam sekolah itu, para siswa tidak dapat membedakan antara hukum Inggris dengan syariah, serta berpendapat bahwa wanita tidak boleh sekolah dan harus tetap di rumah untuk mengurus anak.


Menteri Pendidikan Nicky Morgan telah menyerukan tindakan yang cepat, dan memperingatkan bahwa sekolah-sekolah itu dapat ditutup dalam beberapa pekan mendatang, kecuali mereka menjawab sejumlah kekhawatiran.


Radikalisasi juga dilaporkan terjadi di sebuah sekolah gereja Inggris, yang didominasi oleh para pelajar Muslim di Stepney. Sekolah-sekolah yang tengah menjadi pusat perhatian itu, disebut juga mengganti beberapa mata pelajaran penting, memusatkan hanya pada pengajaran agama.


Berbagai mata pelajaran seperti sejarah, geografi, musik, drama dan seni, tidak dipelajari kecuali memiliki keterkaitan dengan Islam. Musik dihindari, dan anak-anak dipaksa menerima bahwa memainkan musik akan membuat mereka masuk neraka.


Sebuah inspeksi mendadak yang dilakukan pada sekolah Mazahirul Uloom di Tower Hamlets, atas perintah Departemen Pendidikan, menemukan bawa para siswa hanya mempelajari kurikulum yang fokus pada agama dan kebudayaan Islam.


Beberapa anak mengatakan pada pengawas sekolah, bahwa sudah menjadi kewajiban perempuan untuk memasak dan membersihkan rumah. Mereka tidak dapat menjawab mana yang harus dipatuhi, antara konstitusi Inggris dan syariah.


Saat ditanya pendapat mereka tentang pendidikan bagi anak perempuan, beberapa menjawab bahwa perempuan hanya wajib memasak dan salat, serta menunggu anak laki-laki pulang dari sekolah dan membantu mereka mengerjakan pekerjaan rumah dari sekolah.


Beberapa laporan yang dibuat para pengawas dari tujuh sekolah, menyimpulkan bawa para siswa tidak dipersiapkan untuk hidup dengan keberagaman dalam masyarakat Inggris. Wilshaw mengatakan, berdasarkan temuan, dia merasa khawatir anak-anak di beberapa sekolah itu rentan pada pengaruh ekstrimis.


Semua sekolah itu sudah diminta untuk mengambil tindakan, untuk mengatasi keprihatinan atas temuan para pengawas. Para pemimpin salah satu sekolah, Jamiatul Ummah, mengatakan kecewa dengan laporan yang dibuat pengawas.


Tapi mereka menyebut menerima kesimpulan dan akan bekerjasama untuk memenuhi perbaikan yang diminta.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya