Harga Minyak Turun, Rusia Pertimbangkan Pangkas Produksi

Ilustrasi
Sumber :
  • Reuters/Heinz-Peter Bader

VIVAnews - CEO Rosneft, Igor Sechin, berada di Wina, Austria, Selasa 25 November, untuk membicarakan harga minyak dunia dengan para anggota OPEC. Perusahaan minyak Rusia itu membuka kemungkinan untuk memangkas produksi atau ekspor jika negara-negara anggota OPEC melakukan hal serupa.

Kantor berita Reuters, dalam laporannya Selasa, menyebut Arab Saudi sebagai pemimpin OPEC hingga saat ini masih membuat pasar menduga, tentang sikap yang akan diambilnya untuk mengatasi merosotnya harga minyak dunia hingga 30 persen sejak Juni.

Harga minyak dunia yang hanya $80 per barrel, disebut jauh di bawah harga yang diharapkan sebagian besar anggota OPEC, untuk menyeimbangkan anggaran negara mereka. Pengamat berbeda pendapat tentang hasil yang akan dicapai dalam pertemuan OPEC, Kamis 27 November mendatang.

Sebagian mengatakan OPEC dapat memangkas sekitar 1,5 juta barrel per hari, untuk menopang harga minyak dan menghindari gejolak pada kuartal pertama 2015. Namun Arab Saudi masih enggan memberi sinyal apa pun tentang langkah apa yang akan diambilnya.

Sumber diplomatik dan pasar, mengatakan para pejabat Saudi mengatakan dalam beberapa pertemuan, bahwa kerajaan yang memiliki cadangan besar minyak dunia itu siap membiarkan harga minyak turun hingga $70-80 per barrel hingga satu tahun mendatang.

Menteri Perminyakan Saudi Ali al-Naimi, awal November, mengatakan keinginan Riyadh untuk membuat pasar stabil belum berubah, tapi tidak menjelaskan apa langkah-langkah yang akan mereka lakukan.

Analis minyak dari Barclays, Selasa, menulis bahwa saat ini investor dan perusahaan minyak dalam kondisi terguncang, dengan harga minyak yang jauh di bawah tingkat nyaman $100 per barrel, selama empat tahun terakhir.

Di Vienna, pada Senin 24 November dan Selasa, Naimi menolak menjawab pertanyaan wartawan tentang harga minyak dan kelebihan pasokan. "Ini bukan pertama kalinya pasar kelebihan pasokan," jawab Naimi.

Fakta bahwa Naimi tiba tiga hari sebelum pertemuan OPEC, mengindikasikan bahwa dia siap untuk pembicaraan panjang dengan menteri-menteri negara anggota, termasuk Sechin. Delegasi Venezuela dan Iran juga telah meminta untuk bertemu Naimi, Selasa.

Surat kabar Rusia, Kommersant, menyebut bahwa Rusia mungkin akan mengusulkan pengurangan produksi minyaknya sekitar 300.000 barrel per hari mulai 2015, dan Moscow berharap OPEC membatasi produksinya sebanyak 1,4 juta barrel per hari.

Jika Rusia setuju untuk mengurangi produksi, maka secara efektif mereka akan berpihak dengan beberapa anggota OPEC yang juga telah menekan Saudi untuk mengurangi pasokan. Hubungan Moscow dengan OPEC terganggu, setelah Rusia gagal menepati janji pengurangan pasokan, pada 2000an.

Kantor berita Iran, Shana, menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Iran Hassan Rouhani, dalam pembicaraan melalui telepon, Senin malam, telah sepakat atas kerjasama apa pun yang dibutuhkan untuk menyokong pasar minyak.

Badan peringkat, Fitch, mengatakan rendahnya harga minyak dunia akan memberikan resiko kredit bagi negara-negara seperti Bahrain, Angola, Venezuela, Ekuador, serta Kuwait, Abu Dhabi dan Norwegia. (ren)

Simak Juga:

Terpopuler: Beda Sikap Ria Ricis-Teuku Ryan Perlakukan Orang Tua, Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia
Verrell Bramasta.

Verrell Bramasta Berharap Prabowo-Gibran Lebih Fokus Pada Kemajuan Anak Muda

Aktor sekaligus caleg Verrell Bramasta menilai, bahwa Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai pemimpin negara yang bisa mewujudkan harapan dari kalangan muda.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024