Referendum Swiss Dikhawatirkan Picu Kenaikan Harga Emas

Ilustrasi emas batangan
Sumber :
  • iStock

VIVAnews - Pendapat masyarakat sangat yang berpengaruh dalam berbagai kebijakan baru pemerintah, membuat Swiss terkenal dengan pelaksanaan referendumnya. Ada sembilan referendum sepanjang 2014 dan 11 referendum pada 2013.

Mulai dari kebijakan tentang pembiayaan untuk aborsi, hingga tipe pesawat tempur yang harus dibeli pemerintah, diputuskan setelah mendapat masukan dari publik. Pada Minggu 30 November mendatang, akan ada tiga referendum yang digelar.

Tetapi, ada satu yang paling menarik perhatian, karena dikhawatirkan dapat memicu lonjakan permintaan emas di seluruh dunia, jika referendum mendapat dukungan mayoritas. Demikian dikutip dari laman The Guardian, Rabu 26 November 2014.

Lima juta pemilih Swiss akan memberikan pendapat atas usul, agar bank sentral menambah cadangan emasnya hingga tiga kali lipat. Referendum itu kini mendapat perhatian dari pasar keuangan dan pemerintah di seluruh dunia.

Di bawah inisiatif "Selamatkan Emas Swiss," Bank Nasional Swiss (SNB) akan diwajibkan menyimpan sedikitnya seperlima aset dalam bentuk emas, dalam waktu lima tahun. SNB akan diminta mengambil kembali semua emas Swiss yang ada di luar negeri.

SNB juga dilarang menjual cadangan emasnya di masa depan. Seperlima dari total cadangan emas Swiss yang mencapai 1.040 ton, saat ini, disimpan di Bank Inggris, dan hampir sepertiga di Bank Sentral Kanada.

Mereka yang memotori referendum, mengatakan didorong oleh keinginan untuk adanya keamanan dan independennya Swiss, pada saat terjadinya ketidakpastian di dunia. Mereka berargumen bahwa perubahan kebijakan dibutuhkan.

Sebab, usaha memperkuat franc Swiss untuk meningkatkan ekspor, berarti SNB akan memiliki terlalu banyak euro, pada saat kurs mata uang Uni Eropa itu kehilangan nilainya. Inisiatif itu didukung sayap kanan Partai Rakyat Swiss (SVP).

Pada pernyataan resmi pendorong referendum, disebutkan bahwa sebagian masyarakat Swiss tidak tahu jika sebagian emas milik negara disimpan di luar negeri, dan SNB telah menjual lebih dari setengah cadangan emasnya.

Swiss, sebuah negara yang memiliki tradisi kuat perdagangan emas, memiliki persentase cadangan emas terbesar dari negara mana pun di dunia, dengan sekitar empat ons per penduduk. Tapi untuk sebagian, jumlah itu masih dirasa kurang.

Jika mayoritas pemilih menjawab Ya, SNB akan diwajibkan membeli 1.500 ton emas hingga lima tahun. Jumlah itu, setara dengan hampir 70 persen total pertambangan emas dunia setiap tahun, mengakibatkan kenaikan harga emas.

"Itu akan menjadi hari tidak terlupakan bagi industri emas," sebut analis bisnis Jerman, Michael Schröder.

Curah Hujan Ekstrem di Dubai Terparah dalam 75 Tahun, 18 Orang di Oman Tewas

Jelang referendum, nilai franc Swiss naik ke tingkat tertinggi dalam dua tahun terakhir. Walau begitu, jajak pendapat masih memperlihatkan dukungan yang rendah.

Jajak pendapat, bahkan memperlihatkan tren penurunan dukungan, dengan hanya 38 persen responden yang mendukung usul peningkatan cadangan emas, dibandingkan 42 persen dukungan pada Oktober lalu.

Profesor ekonomi makro dan ekonomi moneter Universitas Fribourg, Sergio Rossi, mengatakan emas terus memicu reaksi irasional bagi banyak orang. Tetapi, beberapa pengamat lain menyebut, usul itu justru memperlihatkan kelemahan dalam sistem moneter.

"Itu memperlihatkan, betapa tidak stabilnya sistem moneter berdasarkan utang, yang kita gunakan saat ini," kata Koos Jansen, analis emas dari Belanda.

Dia menambahkan, inisiatif Swiss menampakkan keinginan untuk menjauhi pencetakan uang yang tidak pernah berakhir.

Gerakan besar untuk beralih pada cadangan emas pun disebut telah terjadi saat ini. Belum lama, Belanda menarik 122 ton simpanan emasnya, Jerman juga memulangkan emasnya dari Amerika Serikat (AS). Sementara beberapa negara lain juga tengah mengumpulkan cadangan emas dalam jumlah besar di bank mereka.

"Sementara para inisiator telah digambarkan sebagai orang-orang yang gila, mereka sebenarnya bertindak karena khawatir bank sentral akan kehilangan kontrol atas kebijakan moneter. Serta franc Swiss sedang dihisap ke dalam perang kurs mata uang dan kehilangan nilainya," ucap Jansen.

Swiss merupakan negara terakhir yang meninggalkan emas sebagai standar nilai tukar, pada 1999. "Mereka menyesalinya, dan ingin kembali pada keamanan cadangan emas, terutama dalam situasi seperti sekarang," tambahnya.

Pemimpin SNB, Thomas Jordan, memperingatkan konsekuensi berbahaya jika referendum berhasil memperoleh dukungan mayoritas. Jika SNB dipaksa menambah cadangan emas, akan mengganggu kemampuannya di pasar keuangan.

"Inisiatif itu berbahaya, karena akan memperlemah SNB," kata Jordan, pekan lalu.

Ekonom Senior Ingatkan Presiden Terpilih soal Perang Iran-Israel Bisa Bikin Ekonomi RI Berantakan

Perpaduan antara keharusan menambah cadangan dan larangan menjual akan berdampak sangat buruk untuk kemampuan SNB melakukan manuver dalam kebijakan moneter.


Simak Juga:

5 Fakta Mengejutkan di Balik Kasus Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat TNI Palsu

(asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya