Petugas Pemakaman Sierra Leone Buang Mayat Korban Ebola

Tim evakuasi menemukan warga yang tewas akibat Ebola
Sumber :
  • ABC News/Richard Besser
VIVAnews - Petugas pemakaman di Sierra Leone membuang mayat korban penyakit Ebola di jalan di luar sebuah rumah sakit sebagai bentuk protes. Mereka mengaku belum menerima uang tambahan karena bersedia merawat jasad korban Ebola. 
PKS Terbuka untuk Bertemu Prabowo tapi Bukan untuk Menyusul PKB

Kantor berita Reuters, Selasa, 25 November 2014, melansir informasi penduduk setempat yang menyebut ada 15 jasad yang telah diabaikan oleh petugas pemakaman di bagian timur kota Kenema. Tiga jasad di antaranya dibuang begitu saja di pintu masuk menuju ke rumah sakit. Tujuannya agar warga tidak masuk ke rumah sakit tersebut. 
Kemenkominfo Gelar Talkshow “Rekam Jejak Digital di Ranah Pendidikan”

Menurut informasi dari Kepala Distrik Tim Respons Ebola, Abdul Wahab Wan, di antara jasad tersebut, juga terdapat dua jenazah bayi. Juru bicara gerakan mogok kerja tersebut, mengatakan mereka belum menerima dana tambahan tersebut selama tujuh pekan. 
Berawal dari Hobi Pakai Brand Mewah, Selebgram Berusia 70 Tahun Ini Debut di Paris Fashion Week

BBC melaporkan, saat ini jasad yang dibuang itu telah dipindahkan. Kendati begitu, para pekerja tetap enggan mengakhiri mogok kerja mereka. 

Perwakilan pemerintah mengakui bahwa dana tersebut memang belum dibayarkan. Kendati begitu, pemerintah akan tetap menghukum semua tim pemakaman jasad korban Ebola. 

Juru bicara Pusat Respons Ebola Nasional, Sidi Yahya Tunis, para pekerja pemakaman tersebut dipecat, bukan karena melakukan mogok kerja. Melainkan, karena telah mengabaikan jasad korban Ebola begitu saja. 

"Tindakan mereka sangat tidak berperikemanusiaan," ujar Tunis. 

Sementara, terkait penyaluran dana tambahan tersebut, pemerintah akan menggelar sebuah penyelidikan untuk mencari tahu alasan para pekerja belum dibayar. Sebab, baik pemerintah dan Bank Dunia telah mengucurkan dana tersebut kepada tim manajemen kesehatan. 

"Seseorang di suatu tempat harus menyelidiki ke mana larinya uang-uang ini. Tindakan tegas tentu akan diambil terhadap mereka yang sengaja menunda pembayaran," kata Tunis.

Sebelumnya, aksi mogok kerja juga dilakukan oleh para pekerja kesehatan di sebuah klinik dekat Bo dua pekan lalu. Alasannya serupa, karena menuntut pembayaran dana tambahan untuk melakukan pekerjaan berisiko. 

Sementara, pada Selasa kemarin, menurut seorang sumber medis, menyebut dokter lainnya asal Sierra Leone,  Aiah Solomon Konoyeima, terbukti positif mengidap Ebola. Tujun dokter lainnya di Sierra Leone, dilaporkan tewas setelah terjangkit penyakit mematikan itu. 

Di negara tetangga Sierra Leone, seperti Liberia dan Guinea, penyebaran Ebola telah berhasil dikendalikan. Sementara, jumlah penyebaran virus di Sierra Leone malah terus meningkat. 

Kepala Misi Khusus PBB untuk Ebola, mengakui pada Senin kemarin, mereka tidak akan bisa memenuhi target untuk mengendalikan penyakit Ebola hingga bulan Desember ini. Oleh sebab itu, dia berharap bantuan akan tetap mengalir. 

Permintaan itu direspons China yang pada Selasa kemarin mengatakan akan meningkatkan bantuan untuk menanggulangi Ebola. 

"Lebih dari 600 staf medis dan ahli kesehatan publik telah dikirim ke wilayah yang terjangkit Ebola di Afrika Barat dan jumlahnya akan terus bertambah hingga 1.000 orang pada beberapa bulan mendatang," ungkap Wakil Menteri Kesehatan Nasional, Cui Li.

Baca juga:


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya