Polisi Hungaria Tuding Perempuan Penyebab Tindak Kekerasan Seksual

Demo Perkosaan dan Pelecehan Seksual
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews - Polisi di Hungaria tengah dikritik lantaran dianggap menuding perempuan sebagai penyebab tindak kekerasan seksual yang menimpa diri mereka. Tudingan itu muncul ketika polisi dari daerah Vas, Hungaria menyebut rayuan yang dilakukan perempuan bisa memicu terjadinya tindak kekerasan. 
Nasib 2 Debt Collector Ambil Paksa Mobil Polisi, Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional

BBC edisi Selasa, 25 November 2014 melansir, pernyataan itu merupakan bagian dari kampanye keselamatan yang disebarluaskan oleh polisi. Namun, kampanye tersebut dikritik oleh LSM dan kelompok aktivis pembela hak perempuan. 
Elite PAN soal PKB-Nasdem Gabung Prabowo: Ini Masih Perubahan atau Keberlanjutan? 

Menurut perwakilan organisasi Hungarian Women's Lobby, Reka Safrany, dia terkejut dengan kampanye yang tidak profesional tersebut. "Isinya seolah-olah menyalahkan korban," ungkap Safrany. 
Top Trending: Habib Bahar Akui Kemenangan Prabowo Gibran hingga Seorang Ulama Kritik Nabi Muhammad

Padahal kampanye itu diluncurkan bersamaan dengan peringatan Hari Internasional untuk Menghapus Tindak Kekerasan terhadap Perempuan. 

Insiden itu hanya berselang empat hari usai Polisi Hungaria mempublikasikan video berisi kampanye keselamatan. Dalam video tersebut, terdapat slogan "Anda bisa melakukan sesuatu dan bisa melawan tindak kejahatan itu"

Video itu diberi judul Selfie Klip dan berdurasi tiga menit. Di sana menampilkan tiga perempuan yang tengah menari dan minum-minum dengan para pria di sebuah klub malam. 

Dalam video itu, ketiga wanita mengenakan pakaian minim dan seksi. Film itu diakhiri, salah satu di antara mereka mengalami tindak kekerasan seksual oleh seorang pria asing. 

Video itu turut dikecam oleh LSM, lantaran seolah-olah menunjukkan perempuan di dalam video itu menjadi korban karena pakaian yang mereka kenakan. 

"Bukan pakaian yang menyebabkan mereka menjadi korban," ungkap pembela hak perempuan, Keret, pada Senin kemarin. 

Mereka meminta polisi untuk mencabut video itu atau mengubah arah pengambilan gambar dan pesan yang ingin disampaikan kepada publik. 

Baca juga: 

 



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya