Saudi Isyaratkan Tak Ada Pemangkasan Produksi Minyak

Ilustrasi
Sumber :
  • Reuters/Heinz-Peter Bader
VIVANews
Mobil SUV Chery Omoda 7 Tak Lama Lagi Meluncur, Ini Bocoran Spesifikasinya
- Pemimpin Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC), Arab Saudi, Rabu, 26 November, mengisyaratkan tidak bakal ada perubahan besar dalam produksi minyak OPEC. Menteri Perminyakan Saudi Ali al-Naimi, mengatakan pasar minyak akan stabil dengan sendirinya.

Israel Tembakkan Rudal ke Iran, Harga Emas dan Minyak Mentah Terbang

Naimi yang dikutip
Drone Israel Berhasil Ditembak Jatuh, Pangkalan Militer Iran jadi Sasaran
Reuters , tidak berkomentar tentang pembicaraan dengan Rusia dan sejumlah negara lain, Selasa, 25 November. Sebelumnya dilaporkan CEO Rosneft Igor Sechin, mengindikasikan kesediaan Rusia untuk memangkas produksinya bila OPEC melakukan hal yang sama.


Pertemuan OPEC, Kamis, 27 November, akan menjadi salah satu pertemuan krusial di tengah krisis harga minyak dunia, yang telah turun hingga 30 persen sejak Juni. Harga minyak di pasar dunia tercatat kurang dari US$79 per barel, akibat eksplorasi minyak Amerika Serikat (AS).


Pertemuan Sechin dengan Naimi, Selasa, diduga gagal mencapai kesepakatan. Sechin, seusai pertemuan, mengeluarkan pesan yang mengejutkan bahwa Rusia tidak akan mengurangi produksi, bahkan bila harga minyak jatuh menjadi US$60 per barrel.


Dia menambahkan bahwa jatuhnya harga minyak, akan lebih berdampak pada negara penghasil minyak dengan biaya yang lebih tinggi, yang diyakini ditujukan pada AS. Rusia saat ini memproduksi 10,5 juta barel per hari, atau 11 persen dari total produksi minyak dunia.


Sechin memberi sinyal bahwa Rusia siap untuk perang harga, yang membuat banyak negara anggota OPEC terkejut. "Negara-negara Teluk tidak terlalu bermasalah dengan jatuhnya harga, dibanding negara OPEC lain," kata seorang wakil negara Teluk.


OPEC memproduksi 30 juta barel per hari. Data beberapa bulan terakhir memperlihatkan, dunia akan mengalami kelebihan pasokan hingga lebih dari satu juta barel per hari, pada kuartal pertama 2015, membuat harga kembali jatuh.


Sejumlah pejabat Saudi dalam pertemuan beberapa bulan terakhir, mengatakan kerajaan itu siap menghadapi penurunan harga minyak hingga US$70 per barrel.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya