Harga Minyak Turun, Presiden Venezuela Rela Gajinya Dipotong

Presiden Venezuela Nicolas Maduro
Sumber :
  • REUTERS/Miraflores Palace
VIVAnews - Turunnya harga minyak dunia menjadi pukulan telak bagi negara penghasil minyak seperti Venezuela. Bahkan, Presiden Nicolas Maduro pada Jumat pekan lalu, sampai-sampai harus mengumumkan bahwa gajinya sebagai orang nomor satu harus dipangkas. 
Basis OPM Paro Nduga Lumpuh Digempur TNI, 2 Anak Buah Egianus Kogoya Tertembak

Harian Wall Street Journal melaporkan, belum diketahui berapa nominal pemotongan gaji Maduro. Namun, sebagai negara yang 96 persen pemasukannya mengandalkan penjualan minyak mentah, maka penurunan harga minyak dunia memengaruhi perekonomian mereka. 
Legeenda Timnas Indonesia dari Piala Dunia hingga Juara SEA Games Rayakan HUT PSSI

Data terakhir menunjukkan harga minyak mentah dan minyak bumi Venezuela turun 89 sen dan pada pekan lalu menyentuh angka US$68,08 atau Rp836 ribu. Kementerian Perminyakan Venezuela melaporkan angka itu merupakan yang terendah dalam empat tahun terakhir.
Tony Blair Ucapkan Selamat ke Prabowo Usai Menang Pilpres: Fantastis!

Pengumuman pemotongan gajinya itu disampaikan kepada para pekerja industri migas di Istana Kepresidenan Miraflores, Caracas. 

"Pengambilan keputusan ini, tidak semata-mata hanya karena ada penurunan minyak secara drastis. Justru, saya menganggapnya ini sebagai sebuah momen tepat untuk mengakhiri pengeluaran berlebihan, mewah dan tidak perlu," ungkap Maduro. 

Untuk merealisasikan rencana itu, Maduro akan membentuk sebuah komite khusus untuk mengajukan sebuah proposal penghitungan penurunan dalam hal pengeluaran. Dimulai dari penghitungan ulang gaji untuk Menteri dan kepala badan usaha milik pemerintah. Pemotongan gaji mereka, nantinya akan dijadikan sebagai contoh. 

Buatnya tidak sulit untuk menemukan hal berlebihan dalm anggaran pemerintah. Dia menyinggung mengenai pembelian truk dan mobil. 

"Pembelian entah truk dan mobil yang demikian banyak. Saya bertanya kembali kepada mereka: apakah ini memang benar-benar diperlukan?," tanya dia.

Dalam kesempatan itu, Maduro turut meminta dukungan para pekerja migas atas langkahnya tersebut. Mereka merespons permintaan Maduro itu dengan bertepuk tangan dan berdiri.

Ke China

Dia juga kembali menekankan Menteri Keuangan, Rodolfo Marco, akan secepatnya bertolak menuju ke China, untuk mencari dana tambahan dalam bentuk pinjaman. Sebelumnya, China telah meminjamkan dana hingga US$50 miliar kepada Venezuela sejak tahun 2007 silam. 

Dalam laporan analis, GlobalSource Partners, Venezuela berpaling ke negara sekutu seperti Rusia dan China untuk mencari bantuan. Mungkin, langkah yang tidak diperhitungkan dan diduga sebelumnya oleh pemerintah. Selain itu, kata para analis, pemerintah mungkin saja juga akan mengurangi pembelian barang impor.  

Namun, pengumuman kebijakan pada pekan lalu itu justru dikritik oleh banyak pihak dan dianggap tidak akan membantu banyak dalam pemulihan ekonomi di Venezuela. Sebelumnya, Maduro memberlakukan kebijakan akan menaikkan tarif pajak terhadap barang-barang mewah. 

Untuk mencegah agar kondisi ini tidak berlarut-larut, Venezuela berencana untuk melobi negara-negara anggota penghasil minyak, OPEC dan non OPEC untuk mematok harga minyak US$100, atau Rp1,3 juta per barelnya. 

Baca juga: 



(asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya