- REUTERS/Tomas Bravo
VIVANews - Pejabat keamanan Meksiko mengirimkan pasukan dari pusat ke 32 kota untuk menggantikan polisi setempat. Ini dalam upaya memberantas geng obat bius yang kerap berkolusi dengan polisi.
Disebut dalam laporan Reuters, Kamis, 4 Desember, langkah itu dilakukan untuk meredakan kemarahan publik, setelah terungkapnya kasus pembantaian 43 mahasiswa oleh polisi yang korup, pada September lalu, di negara bagian Guerrero.
Direktur Komisi Keamanan Nasional, Monte Alejandro Rubido, dalam pernyataannya menyebutkan bahwa pasukan militer dan polisi federal telah mengambil alih kendali operasi keamanan di kota-kota pada negara bagian Guerrero, Michoacan dan Mexico.
Tidak disebutkan berapa banyak pasukan federal yang dikerahkan. Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto, pekan lalu, bersumpah akan menghentikan kolusi yang terjadi antara pejabat dan geng obat bius.
Nieto mendapat tekanan besar dari pemrotes, untuk mengakhiri brutalitas dan kekebalan hukum yang didapat polisi, setelah kasus pembantaian puluhan mahasiswa oleh polisi dan geng obat bius di kota Iguala, pada 26 September.
Kasus pembantaian itu telah menjadi salah satu tantangan terbesar bagi Nieto, yang saat menjabat sejak dua tahun lalu berjanji untuk mengembalikan ketertiban di Meksiko. Di mana lebih dari 100.000 orang tewas terkait dengan kegiatan operasi kartel obat bius, sejak 2007.
Jumlah kasus pembunuhan telah turun sejak Nieto menjabat, tapi kasus kriminal lain seperti penculikan dan pembakaran oleh polisi yang korup justru meningkat. (ren)
Simak Juga:
Memperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia: Menghargai Kreativitas dan Inovasi
Hari Kekayaan Intelektual (KI) Sedunia ditetapkan oleh World Intellectual Property Organization (WIPO) dalam Twenty-Sixth (12th Extraordinary) Session of the WIPO General
