KBRI Manila: Tidak Ada WNI Jadi Korban Topan Hagupit

Topan Hagupit berhembus kencang di Provinsi Quezon, Filipina
Sumber :
  • REUTERS/Romeo Ranoco
VIVAnews - Pejabat di KBRI Metro Manila, Filipina, Basriana Basrul, mengatakan, hingga hari ini pihaknya belum menerima informasi terkait adanya warga Indonesia yang menjadi korban topan Hagupit. Stasiun berita Channel News Asia melansir kecepatan angin hari ini menurun menjadi 110 kilometer per ham. 
Bocoran Hasil Pertemuan Jokowi dengan Prabowo-Gibran di Istana

Dihubungi oleh VIVAnews melalui telepon, data yang dia kutip dari Badan Pengurangan dan Pengelolaan Risiko Bencana Nasional (NDRRMC) per hari ini pukul 06.00 pagi tadi, hanya ada dua warga Filipina yang dilaporkan menjadi korban. 
Jamaika Akhirnya Akui Palestina Sebagai Negara, Peringatkan Israel Tarik Pasukan Militer

"Mereka terdiri dari satu orang wanita berusia balita dan seorang pria berusia 65 tahun. Keduanya terkena hipotermia," ujar Basriana yang menjadi sebagai Sekretaris II Bidang Sosial Budaya. 
Viral Megawati Kenalin Pacarnya ke Pemain Red Sparks, Ternyata Peraih Medali SEA Games

Keduanya meninggal akibat hipotermia dan berasal dari Provinsi Ilu-Ilu. Sementara, di lokasi tempat KBRI berada, kata dia, tidak ikut tersapu badai Hagupit. Walau demikian, Metro Manila ikut terkena dampaknya. 

"Sebelumnya diperkirakan akan terjadi hujan lebat dan saat ini hujan mulai turun. Metro Manila termasuk kota yang dikenakan peringatan siaga dua dengan kecepatan angin mencapai 61 hingga 100 kilometer," papar dia. 

Sejauh ini, dari laporan Pemerintah Filipina, ujarnya, topan lebih banyak yang melanda wilayah tengah, seperti Samar Timur dan Utara. Kendati begitu, untuk mencegah terjadinya korban jiwa, hari ini, seluruh sekolah dan instansi pemerintahan di kota Metro Manila diliburkan.  

Basrian turut menjelaskan jumlah WNI di bagian utara dan tengah yakni di Pulau Luzon dan Visayas mencapai 4.593 orang. 

"Angka ini belum ditambahkan dengan data dari WNI yang berada di Pulau Mindanau dan angkanya bisa lebih besar," imbuh dia. 

Basriana mengatakan, badai mulai masuk ke Filipina pada Kamis pekan lalu. Walaupun tidak sebesar topan Haiyan yang pernah melanda Filipina tahun lalu. 

"Pemerintah Filipina juga belajar dari pengalaman sebelumnya, sehingga sebelum badai tiba di Filipina, para penduduk telah diungsikan, untuk mencegah jatuhnya korban jiwa," kata dia. 

Data dari NDRRMC tertulis, saat ini telah mencatat 232.948 keluarga atau 1.074.080 orang terkena dampak dari Badai Hagupit. Sementara, 230.569 keluarga telah berada di pusat-pusat evakuasi. Pemerintah Filipina pun juga mulai mendistribusikan makanan kepada para pengungsi. 

Baca juga: 


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya