- Direktorat Info Media Kemenlu RI
VIVAnews - Duta Besar Kerajaan Jepang untuk Indonesia, Tanizaki Yasuaki, berharap pembangunan Pelabuhan Cilamaya di Karawang, Jawa Barat bisa direalisasikan segera. Sebab, untuk membangun pelabuhan itu, Negeri Sakura telah membenamkan investasi yang tidak sedikit.
Demikian ungkap Tanizaki yang ditemui VIVAnews di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta Selatan. Menurut Tanizaki proyek pembangunan pelabuhan itu sangat sesuai dengan prioritas Presiden Joko Widodo yanh ingin menjadikan sektor maritim sebagai ujung tombak. Di tiga KTT di luar negeri, mantan Gubernur DKI Jakarta itu, ingin membangun puluhan pelabuhan baru.
"Memang ada dua kesulitan yang dihadapi untuk merealisasikan pembangunan pelabuhan itu. Pertama, soal pembebasan lahan dan kedua, adanya keluhan dari PT Pertamina bahwa operasional mereka akan terhalangi jika pelabuhan itu dibangun," kata dia.
Terkait dengan pembebasan lahan, negosiasi dengan penduduk sekitar masih terus berlanjut. Namun, mantan Duta Besar Jepang untuk Vietnam itu juga meminta dukungan dari Pemerintah RI untuk menuntaskan isu pembebasan lahan.
"Sementara untuk keberatan PT Pertamina, kami mulai bisa memecahkan isu tersebut, dengan mencari jalur yang tidak akan menganggu operasional perusahaan tersebut," imbuh dia.
Kekhawatiran lainnya, yaitu adanya kompetisi dan persaingan antara Pelabuhan Cilamaya dengan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Namun, dia telah diberikan jaminan oleh Menteri Perhubungan, Ignatius Jonan, tidak akan ada persaingan semacam itu.
Proyek pembangunan Pelabuhan Cilamaya seharusnya direalisasikan di akhir kepemimpinan mantan Presiden SBY. Namun, urung dilakukan, karena terkendala beberapa hal. Padahal proyek itu bernilai Rp14,9 triliun.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bapenas memprediksi jika pelabuhan itu diwujudkan maka bisa mendatangkan pemasukan ke kas negara senilai Rp700 triliun dalam 25 tahun ke depan. Namun, PT Pertamina khawatir akan mengganggu pipa-pipa mereka yang terbenam di area itu.
Baca juga: