Malaysia Tangkap 12 WNI yang Akan Gabung ke ISIS

Bendera kelompok ISIS
Sumber :
  • Reuters
VIVAnews - Atase Polisi Kedutaan Besar RI di Kuala Lumpur, Kombes Pol. Aby Nursetyanto, mengungkap pada awal Desember ini otoritas Malaysia telah menangkap 12 WNI. Mereka diduga akan bergabung dengan kelompok militan Islamic State of Iraq dan al Sham (ISIS) di Suriah. 
Harta Kekayaan Elon Musk Lenyap Rp 45 Triliun dalam Sekejap, Ini Penyebabnya

Dihubungi VIVAnews melalui telepon pada Senin, 15 Desember 2014, Aby mengungkap, bahwa terbongkarnya rencana mereka karena sebelum tiba, polisi telah diinformasikan akan adanya rombongan yang berangkat menuju ke Suriah. Dia mengatakan 12 WNI itu berangkat ke Suriah melalui Turki. 
Cak Imin soal PKB Gabung ke Pemerintahan Prabowo: Alhamdulillah, Semuanya Smooth!

"Kami telah menyita barang bukti berupa tiket perjalanan ke Turki. Begitu tiba di Turki, maka mereka akan melanjutkan perjalanan melalui jalur darat untuk ke Suriah. Biasanya, modus yang digunakan seperti itu," kata Aby. 
Deretan Solusi Ampuh Merawat Kulit Wajah Kesayangan Anda

Untuk bisa ke Turki, lanjut Aby, mereka tidak membutuhkan visa. Namun, agar tidak tertangkap, belasan WNI itu memilih terbang dulu ke Malaysia. 

"Mereka terbang dari Jakarta pada 2 Desember kemarin, lalu begitu tiba di Bandara Internasional Kuala Lumpur, mereka langsung ditahan oleh otoritas bandara," ujar dia. 

Setelah melalui pemeriksaan awal, belasan WNI itu mengaku akan bergabung dengan kelompok pimpinan Abu Bakr al-Baghdadi tersebut. Bahkan, sebagian dari mereka sudah ada yang lebih dulu tiba di Suriah. 

"Gelombang pertama terdiri dari dua hingga tiga orang. Sementara, kelompok ini adalah istri dan anak-anak yang akan bergabung dengan ISIS," imbuh dia. 

Usai ditangkap, belasan WNI itu, ujar Aby, langsung dideportasi ke Tanah Air dan kini tengah dilakukan penyelidikan terhadap mereka. 

"Mereka kembali ke Indonesia didampingi tim dari Mabes Polri. Kemudian, kami akan melakukan pengembangan agar bisa menangkap kelompok lainnya dan melakukan penangkalan," kata dia. 

Namun, ujar Aby, kasus semacam ini sulit dideteksi, jika tidak ada informasi awal. 

"Karena kalau tiketnya menunjukkan tujuan ke Turki atau Qatar, maka kami tidak bisa mencegahnya. Sehingga proses deteksi harus dilakukan sebelum mereka meninggalkan Indonesia," ujarnya. 

Menurut data yang pernah dipaparkan oleh Kapolri, Jenderal Sutarman, saat ini terdapat 56 WNI yang telah berada di sana. Tiga di antaranya, kata dia, dilaporkan telah meninggal dunia. (adi)

Baca juga: 


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya