Taliban Afghanistan Kecam Pembantaian Ratusan Anak di Pakistan

Para ibu berduka atas kematian putra mereka, dalam serangan Taliban ke sekolah.
Sumber :
  • REUTERS/Zohra Bensemra

VIVAnews - Sedikitnya 132 anak-anak tewas dari total 141 korban jiwa, dalam serangan Taliban ke sebuah sekolah di Peshawar, Selasa, 16 Desember 2014. Serangan itu tercatat menjadi pembantaian paling berdarah, dalam beberapa tahun terakhir di Pakistan.

Dilansir dari Reuters, Rabu, 17 Desember, berbagai kecaman datang termasuk dari Taliban di Afghanistan, yang terpisah namun bersekutu dengan Taliban di Pakistan, dan memiliki tujuan sama untuk mendirikan negara Islam di masing-masing negara.

"Pembunuhan secara sengaja orang-orang tidak berdosa, anak-anak dan wanita, bertentangan dengan dasar Islam," kata juru bicara Taliban Afghanistan, Zabihullah Mujahid. Sebelumnya, Taliban Pakistan mengaku bahwa serangan sengaja diarahkan pada anak-anak.

Juru bicara Taliban Pakistan Muhammad Umar Khorasani, mengatakan serangan tanpa belas kasihan itu sengaja diarahkan pada anak-anak, sebagai balas dendam pada militer dengan menyerang keluarga mereka. "Kami mau mereka merasakan kepedihan," ujarnya.

Sekolah yang diserang adalah sekolah umum, yang dikelola oleh militer. Terdapat lebih dari 1.100 siswa yang sebagian besar adalah anak-anak tentara. Tragedi pembantaian siswa sekolah itu berlangsung delapan jam, setelah militan berhasil masuk ke sekolah.

Khorasani sebelumnya menyebut ada enam militan, yang diinstruksikan untuk melakukan serangan bom bunuh diri di sekolah itu. Namun di lapangan, ternyata ada sembilan pelaku yang melakukan serangan, semuanya dilaporkan sudah tewas.

Pada Selasa siang, beberapa militan masuk ke sekolah dan mulai mengeluarkan tembakan membabi-buta. Terjadi baku tembak antara militan dan militer, yang mengepung sekolah. Namun operasi penyelamatan hanya dapat membebaskan sebagian siswa.

Militer mengatakan ada 960 siswa dan guru yang berhasil di evakuasi, pada Selasa malam. Setelah terpojok, para pelaku meledakan bom yang dilekatkan pada tubuh mereka. Sedikitnya tiga ledakan terdengar di dalam sekolah.

Aksi bom bunuh diri itu menewaskan 132 siswa dan sembilan staf sekolah, sementara 121 anak-anak dan tiga guru terluka. Koresponden Reuters menulis, jenazah ratusan siswa terlihat di sepanjang koridor rumah sakit militer.

Beberapa siswa yang selamat mengatakan, para militan yang berkomunikasi dengan bahasa asing, diduga Arab, berhasil masuk ke sekolah yang telah dijaga ketat, karena menyamar dengan mengenakan seragam militer Pakistan.

Publik Pakistan terbiasa dengan serangan yang dilakukan militan, hampir setiap hari. Tapi pembantaian anak-anak itu membuat mereka terhenyak, apalagi dengan banyaknya anak-anak yang tewas, mengingatkan pada peristiwa penyanderaan sekolah di Rusia, pada 2004.

Ketika itu, militan Chechen menyandera ratusan siswa sekolah di Beslan, dan membunuh 330 anak-anak. Taliban Pakistan telah berjanji akan meningkatkan serangan, sebagai balasan atas operasi militer di wilayah suku-suku.

Sekalipun telah menggelar beberapa operasi, militer Pakistan terus mendapat kritik karena terlalu lunak pada Taliban. Pembantaian pada anak-anak yang terjadi, Selasa, diharapkan dapat membuat militer lebih serius dalam menangani ancaman Taliban.

Penyataan Panglima Militer Raheel Sharif di depan publik setelah serangan, juga merefleksikan kemarahan militer. "Teroris ini telah menyerang hati dari bangsa ini. Tapi tekad kami untuk mengatasi ancaman ini, telah memperoleh nafas baru," katanya.

"Kami akan mengejar monster ini dan pendukung mereka, hingga mereka musnah untuk selamanya," tambah Raheel.

Viral, Pria Gorontalo Temani Jenazah Ayah di Dalam Keranda untuk Terakhir Kali

Pernyataan keras juga disampaikan Perdana Menteri Nawas Sharif. "Kami akan balas dendam untuk setiap tetes darah anak-anak kami yang tumpah hari ini," ujarnya.

PM India Narendra Modi, juga menyatakan keterkejutannya. Sementara remaja putri Pakistan Malala Yousafzai, yang memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian 2014, mengatakan hatinya hancur dengan pembantaian anak-anak yang dilakukan Taliban.

"Saya patah hati dengan aksi teror tanpa belas kasihan dan berdarah dingin di Peshawar," ucapnya, dalam pernyataan.

Mobil yang dipasangi Paint Protection Film (PPF)

Perlindungan Cat Mobil Berkualitas Tinggi Hadir di Jakarta Selatan

Film ini dipasang pada permukaan cat mobil untuk melindunginya dari berbagai kerusakan, seperti goresan, kerikil, kotoran, dan juga paparan sinar UV.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024