Kemlu: WNI yang Ditangkap di Arab Saudi Tidak Terkait ISIS

Demonstrasi penyelamatan sandera oleh polisi Saudi di Riyadh
Sumber :
  • Reuters Photo
VIVAnews - Wakil Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri RI, Iqbal Lalu Muhammad, membantah pemberitaan di media massa Arab Saudi, yang menyebut adanya satu warga Indonesia ditangkap karena terkait kelompok militan Islamic State of Iraq and al Sham (ISIS). Menurut Iqbal, WNI yang diketahui bernama Hafid itu sengaja berjalan kaki dari Saudi menuju ke Suriah. 
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2027

Demikian kata Iqbal di Geduang Kemlu Jakarta Pusat, Kamis 18 Desember 2014. Hafid, ujar Iqbal, merupakan eksekutif yang bekerja di perusahaan konstruksi Bin Laden Group. 
KCIC Minta Maaf Kecepatan Whoosh Dikurangi karena Hujan Deras

"Kejadiannya berlangsung pada Juli lalu. Perwakilan dari KBRI dan KJRI telah melakukan pertemuan beberapa kali dengan yang bersangkutan. Dia mengatakan akan menyebrang ke perbatasan di bagian utara Irak," ujar Iqbal. 
Lawan Timnas Indonesia U-23, Pelatih Korea Khawatir karena Hal Ini

Namun, motivasi Hafid, lanjut dia, hanya karena prihatin dengan penderitaan yang dialami oleh warga Sunni Suriah oleh rezim berkuasa. 

"Dia memantau dari media sosial seperti Youtube, Facebook dan Twitter, kerap dimunculkan warga Suriah kerap dizolimi oleh rezim pemerintah. Sehingga, dia terpanggil untuk membela kaum Sunni tersebut," ujar Iqbal. 

Dia menegaskan, penyebutan Hafid terkait ISIS, hanya spekulasi. Pihak KBRI dan KJRI telah menawarkan bantuan hukum kepada Hafid. 

"Kepada kami, dia meminta untuk dipulangkan. Namun, kami mempersilahkan otoritas setempat untuk melakukan pendalam terhadap kasusnya terlebih dulu," imbuh dia. 

Indonesia sebagai negara yang memiliki penduduk Muslim yang besar, rentan untuk dipengaruhi paham ISIS. Menurut Kapolri, Jenderal Sutarman, ada 97 orang Indonesia yang berangkat ke Suriah untuk belajar membuat bom. 

"Empat orang di antaranya diketahui mati di Suriah. Katanya mati syahid, tapi kalau saya, jelas mati sangit," ungkap Sutarman. 

Polri, kata Sutarman, terus melakukan pemantuan WNI yang keluar dan bergabung dengan kelompok radikal itu.  (ren)

Baca juga: 


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya