- ABC News/Richard Besser
VIVAnews - Ebola terus menghantui masyarakat, khususnya di Afrika. Data WHO terbaru menunjukkan korban Ebola saat ini berjumlah hampir 7.000 orang.
Menurut data yang dipaparkan WHO, dilansir Reuters, Kamis 18 Desember 2014, korban tewas karena Ebola mencapai 6.915 orang. Angka tersebut hampir setengah dari total 18,603 kasus yang ada, terhitung hingga 14 Desember.
Di Sierra Leone sendiri ada kecenderungan insiden ini mulai melambat, meski tercatat ada 327 kasus baru yang terkonfirmasi terjadi dalam beberapa pekan terakhir. Ini termasuk 125 kasus yang terjadi di ibukota Freetown.
"Sejumlah tindakan telah diimplementasikan untuk menanggulangi penyebaran penyakit ini, khususnya di wilayah barat negara tersebut," ujar juru bicara PBB, Grgory Hartl.
Beberapa negara menganggap, makin banyaknya korban jiwa dari Ebola ini dikarenakan lambatnya respon yang dilakukan oleh WHO dan PBB. Mereka dianggap kurang gencar melakukan tindakan pencegahan dan pembangunan fasilitas kesehatan untuk menanggulangi Ebola di Afrika Barat.
Negara Afrika Barat sendiri kurang bisa melawan penyebaran penyakit itu. Negara itu rentan dengan kemiskinan, korupsi dan perang sipil sehingga sistem kesehatannya sangat lemah.
Sebelumnya, badan kesehatan Medecins Sans Frontieres padahal telah memperingatkan WHO akan epidemo Ebola yang kian tak terbendung. Mereka mengungkapkan hal ini kepada WHO pada Juni 2014 lalu. PBB tidak mau berkomentar akan tuduhan ini.
Dengan peningkatan yang cukup besar ini, Sierra Leone telah mengambil alih Liberia sebagai negara dengan jumlah kasus Ebola terbanyak. Sekitar 8.000 kasus terjadi di negara tersebut. Meski begitu, angkanya masih lebih kecil dibanding korban haemorrhagic fever.
Baca Juga:
Red Sparks Vs Indonesia All Stars, Megawati Hangestri Tak Masalah Hadapi Rekan Sendiri
Pengalaman menarik akan dirasakan pemain Red Sparks Megawati Hangestri. Dia akan menghadapi rekan senegaranya di Indonesia All Stars dalam pertandingan uji coba.
