Taliban Serang Sekolah, Dubes Pakistan: Pengecut!

Momen renungan serangan ke sekolah Peshawar, Pakistan
Sumber :
  • VIVAnews/Santi Dewi
VIVAnews - Duta Besar Pakistan untuk RI, Attiya Mahmood, menyebut tindakan pasukan militan Taliban menyerang sekolah di daerah Peshawar pada Selasa lalu, sebagai sebuah tindakan pengecut. Apalagi tindakan dilakukan sebagai balas dendam atas operasi militer yang dilancarkan pemerintah untuk memberangus Taliban. 
Putri Marino Berani Mesra dengan Nicholas Saputra, Ini Reaksi Tak Terduga Chicco Jerikho!

Hal itu disampaikan oleh Attiya ketika di Gedung Kedutaan Besar di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat malam, 19 Desember 2014, ketika sedang menggelar renungan dan doa bagi korban yang tewas. Dia menyebut, tidak habis pikir mengapa Taliban begitu tega menghabisi nyawa siswa sekolah. 
Peran Presiden Salurkan Bansos, Lembaga Kepresidenan Masuk Kajian Revisi UU Pemilu

"Hingga saat ini, kami masih terkejut. Setiap warga Pakistan, terutama keluarga korban masih syok dan berduka atas aksi itu. Ini bukan hanya momen yang menyedihkan, tetapi juga bencana. Aksi Taliban merupakan perbuatan pengecut," ungkap Attiya yang baru bertugas di RI di tahun 2014. 
Dukcapil DKI Catat Ratusan Ribu Warga Pemegang KTP Jakarta Tinggal di Bodetabek

Untuk mengantisipasi aksi serupa terulang kembali, Pemerintah Pakistan, ujar Mahmood, telah melakukan pengetatan keamanan di berbagai lokasi vital, salah satunya sekolah. 

"Semua lokasi yang kemungkinan dijadikan target serangan selanjutnya, telah dijaga oleh pasukan keamanan. Namun, permasalahannya sulit untuk menjaga semua tempat. Dalam kejadian sebelumnya, siapa yang menyangka kalau sekolah akan dijadikan sasaran teror oleh Taliban," kata dia. 

Operasi militer saat ini juga tengah gencar dilakukan. Mereka, ujar Attiya bersumpah untuk memburu Taliban di mana pun mereka berada. 

Pemerintah Pakistan, lanjut Attiya, tengah menggelar pertemuan, dan hasil rapat tersebut akan diumumkan ke publik. Dalam pertemuan itu, akan dibahas rencana ke depan agar bisa memberikan perlindungan bagi seluruh rakyat Pakistan.

"Kami selalu siap untuk mengamankan negara, namun yang jadi masalah, tidak ada yang tahu dan target mana lagi yang akan diserang oleh orang-orang dengan ideologi ini," ujarnya. 

Akibat peperangan antara Taliban dengan pasukan pemerintah, telah menewaskan sekitar 16 ribu orang.  

Ditanya mengenai kecaman keras yang disampaikan oleh Pemerintah Indonesia terkait insiden teror itu, Attiya menyambut baik hal itu. Dia berharap, akan ada kerjasama yang lebih intens antara Indonesia dengan Pakistan, khususnya dalam penanggulangan aksi teror. 

"Kami juga menjalin kerjasama dengan Indonesia dalam bidang intelijen, seperti misalnya, berbagi informasi terkait tindakan anti teror," ujarnya. 

Namun, dia mengingatkan aksi semacam ini, bisa terjadi di mana saja. Oleh sebab itu, setiap negara harus siap menghadapinya. 

Akibat serangan itu, sebanyak 141 orang, termasuk 132 siswa di dalamnya tewas. Enam pria bersenjata otomatis menyerbu sekolah pada Selasa kemarin dan memuntahkan timah panas secara membabi buta ke arah siswa sekolah tersebut. Bahkan, salah satu dari mereka meledakkan diri. 

Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, mengutuk serangan itu dan menyebutnya sebagai tragedi nasional. 

Baca juga: 


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya