Pakistan Bertekad Balas Serangan Taliban di Sekolah Peshawar

Korban penyerangan Taliban di sekolah di Peshawar, Pakistan
Sumber :
  • REUTERS/Zohra Bensemra
VIVAnews - Pejabat Atase Pertahanan Kedutaan Besar Pakistan di Jakarta, Kolonel Shahid, mengatakan serangan kelompok militan Taliban ke sekolah pada Selasa kemarin, merupakan serangan teroris paling besar dalam sejarah negara itu. Serangan tersebut, ujar Shahid, merupakan aksi balas dendam Taliban Pakistan kepada militer yang berusaha memberangus mereka. 
Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran Butuh 6,7 Juta Ton Beras per Tahun

Hal itu disampaikan di Gedung Kedubes Pakistan di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Taliban, ujar Shahid, sengaja memilih lokasi sekolah untuk diserang. 
Drama 4 Gol Lawan Madura United, Dewa United Jaga Asa Tembus Championship Series

"Sebelumnya, berdasarkan pernyataan militer, kelompok Taliban berusaha menyerang markas militas sebanyak 99 kali. Namun gagal dan tidak memperoleh perhatian publik yang luas. Ketika memilih target sekolah, tujuan mereka tercapai dan diberitakan oleh seluruh dunia," papar Shahid. 
Nasib 5 Polisi yang Ditangkap Terkait Narkoba di Depok

Ketika ditanya, apakah telah memprediksi bahwa sekolah itu akan diserang, mengingat Malala Yousafzai juga pernah mengalami pengalaman serupa, Shahid menyebut telah menduga ada tempat publik yang akan dibidik. 

"Namun, kami tidak memiliki informasi spesifik, sekolah mana yang akan dijadikan target. Sekolah yang kemarin diserang adalah sekolah besar dan terdapat sekitar 1.200 siswa," imbuh dia.

Akibat serangan ini, lanjut Shahid, maka Pemerintah Pakistan akan membalas Taliban.  

"Di mana pun mereka bersembunyi, entah itu di Lahore, Karachi, Islamabad atau perbatasan dengan Afghanistan, kami akan cari. Insya Allah, serangan ini akan kami balas," tegas dia. 

Dia turut menjelaskan, sebelumnya pemerintah telah berupaya menempuh upaya damai untuk menyelesaikan konflik dengan Taliban. Namun, sering kali, di saat tengah membicarakan negosiasi damai, Taliban malah memulai peperangan. 

"Jika negosiasi dinilai sebagai jalan terbaik, maka dibutuhkan keihklasan dari kedua pihak. Namun, niat ikhlas itu hanya terlihat dari pemerintah dan bukan Taliban. Alhasil, yang dipilih oleh pemerintah adalah jalur represif," kata dia. 

Dalam operasi militer yang dilakukan beberapa hari usai kejadian itu, banyak anggota kelompok Taliban yang tewas. Ketika ditanya peranan Amerika Serikat dalam isu ini, Shahid mengatakan, Negeri Paman Sam bisa membantu, namun bukan di teritori Pakistan. 

"Mereka harus menutup area perbatasan antara Pakistan dengan Afghanistan, karena terbukti banyak anggota militan yang kabur ke sana," kata dia. 

Baca juga: 



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya