Dua Polisi New York Tewas Ditembak Saat Patroli

Lokasi penembakan dua petugas polisi New York
Sumber :
  • REUTERS/Mariana Pena Cater/Handout via Reuters
VIVAnews - Dua petugas polisi New York yang tengah bertugas ditembak mati oleh seorang pria bersenjata di daerah Bedford-Stuyvesant, Brooklyn, Amerika Serikat pada Sabtu sore, 20 Desember 2014. Menurut laporan Wakil Kepala Polisi New York, Kim Royster, pelaku melepaskan tembakan dari depan jendela tempat duduk penumpang. 
Niat Mulia Maarten Paes untuk Timnas Indonesia

Laman New York Post edisi Sabtu melansir pelaku kemudian melarikan diri ke stasiun bawah tanah di area Myrtle dan Willoughby. Ketika posisi polisi diketahui mendekat, pelaku kemudian menembak dirinya sendiri di bagian kepala, di tengah kerumunan publik. 
Kisah Mualaf Jorvan Vieira Pelatih Timnas Irak yang Berhasil Membawa Timnya Menjuarai Piala Asia

"Dia membunuh dua petugas polisi dan kemudian bunuh diri," ungkap seorang penyelidik yang menolak disebut namanya. 
Pratama Arhan Jadi Sasaran Bully Netizen, Ibunda Teteskan Air Mata

Hingga saat ini, identitas korban tewas maupun pelaku belum dirilis oleh polisi. Namun, menurut seorang sumber, pelaku berusia sekitar 28 tahun dan seorang buronan. Polisi tengah mencari pelaku akibat membunuh mantan kekasihnya di Baltimore pada Sabtu pagi. 

Sementara itu, dua petugas polisi tersebut tengah bekerja lembur sebagai bagian dari latihan kegiatan antiteror. Kantor berita Reuters melaporkan, polisi telah menemukan senjata yang digunakan pelaku. 

Ini merupakan kematian petugas polisi kali pertama akibat senjata api di kota besar dalam tiga tahun terakhir. Polisi New York memang tengah menghadapi tekanan dalam beberapa pekan terakhir. Khususnya, paska Dewan Juri menolak untuk menjatuhkan dakwaan hukum terhadap polisi kulit putih yang mencekik seorang pria kulit hitam, Eric Garner. 

Balas Dendam

Hingga saat ini, belum diketahui apakah aksi penembakan polisi New York ini ada kaitannya dengan langkah Dewan Juri itu. Namun, menurut New York Post, motivasi pelaku jelas karena ingin membalas dendam kepada petugas polisi. 

Beberapa jam sebelum beraksi, terdapat tulisan di dalam akun Instagram yang diyakini milik pelaku. Di akun tersebut, dia menulis "saya akan memberikan sayap kepada babi-babi hari ini". 

Dalam akun tersebut, pria itu juga mengunggah sebuah senapan tangan otomatis berwarna perak dengan pegangan yang terbuat dari kayu. Pria itu mengunggah foto lainnya yakni sepatu sneaker biru dan celana motif serupa yang dikenakan pelaku, dan ditemukan tewas di stasiun bawah tanah. 

"Mereka telah merebut satu orang dari kami. Mari kita ambil dua orang dari mereka. Ini mungkin menjadi tulisan terakhir saya,"  tulis pria tersebut. 

Sementara itu, stasiun berita CNN melansir pernyataan seorang tetangga, Mike Isaac, yang menyebut bahwa area tempat penembakan didominasi oleh warga Amerika keturunan Afrika. Kondisi di sana telah tegang sejak terjadinya unjuk rasa kematian Garner. 

"Suasana di sini cukup menyeramkan," kata Isaac. 

Namun, jika aksi penembakan itu benar didasari motif balas dendam, maka pemimpin LSM, Al Sharpton mengecamnya. 

"Tindak kekerasan apa pun yang mengatasnamakan Eric Garner dan Michael Brown adalah perbuatan tercela dan bertentangan dari proses keadilan yang tengah diperjuangkan dari kedua kasus tersebut," kata dia dalam sebuah pernyataan. (art)

Baca juga: 


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya