Sumber :
- Reuters
VIVAnews
- Para wanita di Aleppo, Suriah, tidak berdiam diri di tengah perang yang berkecamuk di wilayah mereka. Mereka juga tidak sekadar mengenakan seragam militer, tapi menjalankan rutinitas patroli dan bertempur di garis depan.
Dilansir dari
Daily Mail , Senin, 5 Januari 2015, para wanita itu membentuk batalyon khusus wanita yang beroperasi sebagai unit militer, sekaligus tenaga medis di dua rumah sakit lapangan, bagi para tentara yang terluka.
Dilansir dari
Baca Juga :
Terpopuler: Hal yang Dilakukan Suami Jika Istri Hyperseks sampai Bahaya Pijat Perbesar Penis
Batalyon yang dikenal sebagai batalyon Mother Aisha itu, mengangkat senjata bersama dengan Tentara Pembebasan Suriah, melakukan patroli dan bertempur bersama dengan para tentara lain yang berjenis kelamin pria.
Sebelum konflik politik yang berujung pada perang saudara di Suriah, pertengahan 2011, Aleppo merupakan sebuah kota perdagangan. Kini kota itu terbelah antara wilayah barat yang dikuasai pemerintah, serta wilayah timur dikuasai pemberontak.
Laporan terbaru PBB menyebutkan, lebih dari 200.000 orang telah tewas di Suriah sejak Maret 2011, saat Amerika Serikat (AS) dan para sekutunya memprovokasi konflik bersenjata, untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.
Simak Juga:
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Batalyon yang dikenal sebagai batalyon Mother Aisha itu, mengangkat senjata bersama dengan Tentara Pembebasan Suriah, melakukan patroli dan bertempur bersama dengan para tentara lain yang berjenis kelamin pria.