Sumber :
- Reuters
VIVAnews
- Istri mantan Walikota Iguala di Meksiko, Maria de los Angeles Pineda, didakwa dengan tuntutan kejahatan terorganisasi dan pencucian uang. Dia kini dipindahkan ke penjara dengan pengamanan ketat, untuk menunggu persidangan.
Dilansir dari
BBC , Selasa, 6 Januari 2015, Maria memiliki beberapa saudara dalam kelompok pengedar obat bius yang beroperasi di kota Iguala, negara bagian Guerrero, di mana 43 pelajar dilaporkan hilang, pada September 2014.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Hubungannya Diduga Retak karena Orang Ketiga, Begini Kata Syifa Hadju Soal Perselingkuhan
Dilansir dari
Baca Juga :
Bagi Mardani Ali Sera, PKS Harus Oposisi: Kita Beda dengan 02, Landasan Berpikir dan Asumsinya
Jaksa penuntut mengatakan, polisi yang korup menyerahkan para pelajar pada geng, yang kemudian membunuh dan membakar jasad mereka. Kasus penculikan dan pembunuhan puluhan pelajar itu, telah memicu aksi protes nasional.
Demonstrasi meluas ke berbagai kota, menuntut Presiden Enrique Pena Nieto, yang dianggap tidak serius menangani kasus tersebut. Jaksa mengatakan, anggota geng mengaku bahwa Walikota Jose Luis Abarca memerintahkan polisi menghentikan aksi protes pelajar.
Tapi acara, di mana Maria Pineda menjadi pembicara, telah selesai saat puluhan pelajar tiba di lokasi. Polisi kemudian menyergap bus yang berisi puluhan pelajar, dan mengeluarkan tembakan secara membabi-buta. Enam orang tewas di lokasi.
Puluhan pelajar yang selamat kemudian ditangkap, dan diserahkan pada geng obat bius, yang kemudian membawa mereka ke sebuah tempat pembuangan sampah dan membunuh, lalu membakar jenazah puluhan pelajar itu.
Maria dan suaminya, Jose Abarca, tertangkap di Mexico City pada November 2014. Keduanya dituntut dengan kejahatan terorganisir, penculikan dan pembunuhan, termasuk untuk banyak kasus selain penculikan dan pembunuhan para pelajar.
Simak Juga:
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Jaksa penuntut mengatakan, polisi yang korup menyerahkan para pelajar pada geng, yang kemudian membunuh dan membakar jasad mereka. Kasus penculikan dan pembunuhan puluhan pelajar itu, telah memicu aksi protes nasional.
