Batasi Pengungsi Suriah, Lebanon Berlakukan Visa

Para pengungsi Suriah di tengah salju di kamp Beeka, Lebanon
Sumber :
  • REUTERS/Ahmad Shalha
VIVAnews - Pengungsi asal Suriah kini tidak bisa lagi melintas dengan mudah ke negara tetangganya, Lebanon, karena pemerintah di negeri itu memberlakukan aturan baru, yakni pengungsi harus memperoleh visa. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Sosial, Rachid Derbas di stasiun radio Voice of Lebanon
Diserang Israel, Iran Pasang Pertahanan Udara di Beberapa Kota

Kantor berita Jerman, Deutsche Welle (DW), edisi Senin, 5 Januari 2015 melansir, visa tersebut bisa diperoleh pengungsi di perbatasan di antara kedua negara. Selain itu, Derbas menyampaikan, di bawah aturan baru, warga Suriah juga membutuhkan sponsor dari warga Lebanon atau dokumen untuk membuktikan status mereka sebagai salah satu kategori entah sebagai turis, bisnis atau transit wisata. 
Kena Veto Amerika Serikat, Palestina Gagal Jadi Anggota Penuh PBB Usai Ajukan Resolusi

Sebelumnya, warga Suriah hanya perlu menunjukkan identitas saat ingin melintas ke Lebanon. Namun, mereka khawatir jumlah pengungsi asal Suriah kian membengkak, mengingat kini satu per lima populasi di Lebanon berasal dari pengungsi Suriah. 
Keluarga SYL Terungkap Ikut Nikmati Uang Korupsi di Kementan, KPK Bilang Begini

Data dari DW mencatat, jumlah pengungsi Suriah yang kini bermukim di Lebanon mencapai 1,1 juta orang. 

Kewalahan
Banyaknya jumlah pengungsi di Lebanon, membuat mereka merasa kewalahan. Pemerintah Lebanon kemudian meminta tolong kepada masyarakat internasional untuk mengatasi pengungsi yang telah kabur dari konflik di Suriah. 

Pada Oktober 2014, negaranya tidak lagi menerima secara resmi warga Suriah yang kabur, kecuali dengan alasan kemanusiaan. 

Penasihat Menteri Dalam Negeri Lebanon, Khalil Jebara, mengatakan, negaranya akan tetap mematuhi kewajiban internasional. Kendati begitu, momen saat ini merupakan waktu yang tepat untuk mengeluarkan aturan untuk memasuki Lebanon. 

"Kehadiran mereka akan berdampak terhadap keamanan dan menambahkan beban ekonomi serta sosial di Lebanon. Selain itu, infrastruktur di negara ini, tidak akan sanggup untuk menampung mereka," ungkap Jebara. 

Keluhan itu bisa dipahami oleh lembaga PBB yang khusus menangani pengungsi, UNHCR. Melalui juru bicaranya, Ron Redmond, pendaftaran pengungsi melalui UNHCR sudah jauh lebih rendah setelah Lebanon berencana mengumumkan aturan tersebut. 

"Kami akan mengusahakan agar para pengungsi tidak dikembalikan ke situasi di mana mereka hidup dalam bahaya," ungkap Redmond. (art)

Baca juga: 


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya