Penyerbu Supermarket Yahudi Bunuh 4 Sandera?

Polisi Prancis menyerbu supermarket Kosher di Paris
Sumber :
  • REUTERS/BFMTV via Reuters TV
VIVAnews - Fakta mengenai tragedi penyanderaan di supermarket Yahudi, Kosher, yang berlokasi dekat dengan Porte de Vincennes perlahan mulai terungkap. Menurut salah satu keterangan sandera yang berhasil selamat saat operasi penyelamatan digelar mengatakan, sebelum tewas di tangan polisi, Amedy Coulibaly telah membunuh empat sandera. 
Gelar Operasi Antiteror, Polisi Kanada Lumpuhkan Tersangka

Laman Dailymail, edisi Sabtu, 10 Januari 2015 melansir, informasi tersebut diperoleh dari mantan sandera bernama Mickael B. Dia disandera di toko kelontong bersama putranya yang masih berusia 3 tahun. 
Bertemu Menteri Australia, Yasonna Bahas Soal Terorisme

Mickael sedang berada di supermarket untuk mencari barang tertentu, namun kemudian dia mendengar suara tembakan begitu keras. 
UEA: Teroris Sebarkan Radikalisme Lewat Video Game

"Semula saya berpikir itu suara kembang api. Namun, ketika saya berbalik, saya melihat seorang pria kulit hitam dengan menenteng dua senjata jenis Kalashnikov. Saat itu, saya segera mengetahui apa yang terjadi," papar Mickael menceritakan kejadian pada Jumat kemarin. 

Bersama pelanggan toko lainnya, Mikael dan putranya lalu kabur ke lantai bawah. Mereka bersembunyi di dalam sebuah ruangan yang dingin. Mickael mengaku sangat ketakutan, karena pintu ruangan itu tak mau menutup. 

"5 menit kemudian, seorang pegawai toko dikirim ke bawah oleh pelaku. Pegawai toko perempuan itu mengatakan pelaku meminta agar kami semua segera ke lantai atas, jika tidak akan terjadi pembantaian massal," kata Mickael. 

Namun, Mickael menolak naik ke atas. Sementara, putranya sudah mulai panik. Tak lama, pegawai yang sama kembali turun dan menyampaikan pesan serupa. 

"Kali ini, saya memutuskan untuk mengikuti dia ke lantai atas. Di sana, seorang pria terlihat sudah tergeletak tewas dengan darahnya yang membanjiri lantai," tuturnya. 

Pelaku, lanjut Mikael, mengenalkan dirinya sendiri sebagai Amedi Coulibaly, warga keturunan Mali. 

"Dia juga mengaku bagian dari kelompok Islamic State of Iraq and al Sham (ISIS)," imbuh dia. 

Senjata Direbut

Coulibaly, kata Mickael, kemudian meminta semua sandera untuk meletakkan telepon di lantai. Pelaku lalu berjalan ke sekitar toko, berbicara mengenai Palestina, penjara Prancis, saudaranya yang berada di Suriah dan hal lain. 

"Intinya, dia merasa tindakan itu benar," imbuh Mickael. 

Tiba-tiba, salah seorang sandera mencoba merebut senjata yang dia tinggalkan di kasir. Sayangnya, senjata itu tidak berfungsi dengan baik. 

"Teroris itu sengaja meletakkan senjata di sana, karena setelah digunakan untuk menembak sekali, senjata tersebut tidak berfungsi," katanya. 

Sadar, senjatanya direbut, lanjut Mickael, Coulibaly lalu menembak mati sandera tersebut. 

Semua orang yang berada di dalam supermarket, kata dia, merasa terkejut. Menurut Mickael, Coulibaly jelas telah siap mati dengan aksinya ini. 

"Dia mengatakan, ini semua merupakan penghargaan baginya. Dia memiliki senjata di kedua tangannya dan kotak peluru di dekatnya," papar Mickael. 

Pelaku baru lengah ketika sedang menjalankan salat maghrib. Polisi Prancis lalu menyerbu masuk ke supermarket dan berhasil menembak mati Coulibaly. Jasadnya ditemukan di trotoar di luar supermarket. (one)

Baca juga: 



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya