Terbitkan Kartun Nabi Muhammad, Kantor Media Jerman Dibakar

Penembakan brutal di kantor surat kabar Charlie Hebdo
Sumber :
  • REUTERS/Jacky Naegelen
VIVAnews - Kantor harian Jerman, Hamburger Morgenpost, pada Minggu dini hari waktu setempat dibakar setelah menerbitkan karikatur Nabi Muhammad, yang sebelumnya pernah diterbitkan oleh Majalah Charlie Hebdo di Prancis. Saat kebakaran berlangsung, tidak ada satu pun pegawai yang tengah berada di kantor.
Gelar Operasi Antiteror, Polisi Kanada Lumpuhkan Tersangka

Stasiun berita Al Jazeera, Minggu, 11 Januari 2015, melaporkan peristiwa pembakaran terjadi pada sekitar pukul 01.20 dini hari. Tidak ada satu pun orang yang terluka dalam serangan itu. 
Bertemu Menteri Australia, Yasonna Bahas Soal Terorisme

"Batu-batu dan benda yang terbakar dilempar melalui jendela kantor. Akibatnya, dua ruangan di lantai bawah rusak. Namun, api bisa segera dipadamkan," ujar seorang juru bicara polisi wanita. 
UEA: Teroris Sebarkan Radikalisme Lewat Video Game

Polisi Hamburg berhasil menangkap dua tersangka pelaku pembakaran. Mereka tertangkap karena terlihat bertindak mencurigakan ketika berada di sekitar lokasi. Otoritas keamanan telah membuka sebuah penyelidikan. 

Namun, polisi tidak ingin terburu-buru mengaitkan kartun yang diterbitkan di majalah satir Charlie Hebdo dengan serangan tersebut. Polisi juga menolak memberikan informasi lebih detail mengenai dua tersangka yang ditangkap.

Menurut kantor berita Jerman, DPA, serangan itu dilakukan dari halaman gedung dan mengenai ruang arsip koran tersebut. Beberapa arsip di dalamnya hancur akibat penyerangan itu. 

Juru bicara kepolisian juga menyebut tim editorial Hamburger Morgenpost dapat kembali bekerja di dalam gedung karena kerusakan yang dialami tidak begitu parah.

Sebelumnya Hamburger Morgenpost turut menerbitkan karikatur Nabi Muhammad di halaman paling depan dan diberi tajuk pemberitaan "kebebasan sebanyak ini harus dimungkinkan". Pemasangan karikatur itu sebagai bagian dari bentuk dukungan terhadap kebebasan berbicara dan Charlie Hebdo. (ren)

Baca juga: 


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya