Penyerang Supermarket Yahudi Ancam Ada Serangan Bom Mobil

Foto terduga pelaku penyanderaan di Supermarket Kosher
Sumber :
  • REUTERS/Paris Prefecture de Police handout via REUTERS
VIVAnews - Penyerang Supermarket Kosher yang berada di Vincennes, Paris, seolah "bangkit dari kematian" usai tewas dalam baku tembak polisi anti teror Prancis. Pada hari Minggu, sebuah video yang diyakini berisi pengakuan Amedy Coulibaly beredar di dunia maya. 
Gelar Operasi Antiteror, Polisi Kanada Lumpuhkan Tersangka

Harian Inggris, The Telegraph, Minggu 11 Januari 2015 melansir pernyataan sumber polisi anti teror Prancis bahwa pria yang berada di video berjudul "Pasukan Khalifah" tak lain adalah Coulibaly. Dalam video berdurasi sekitar 7 menit itu, Coulibaly membenarkan aksi pembunuhannya, membahas mengenai penyerangan kantor Majalah Charlie Hebdo dan berjanji setia terhadap kelompok militan Islamic State of Iraq and al Sham (ISIS). 
Bertemu Menteri Australia, Yasonna Bahas Soal Terorisme

Dalam video itu, Coulibaly menyebut dirinya sendiri sebagai Aboü Bassir AbdAllah al-Ifriqip dan terlihat tengah berlatih push up di sebuah halaman penjara. Adegan kemudian berlanjut Coulibaly yang tengah mengenakan baju militer. 
UEA: Teroris Sebarkan Radikalisme Lewat Video Game

Dengan mengenakan baju dan sorban berwarna putih, dia kemudian menjelaskan secara detail dirinya ikut terlibat secara tidak langsung dengan penyerangan kantor Majalah Charlie Hebdo. Coulibaly mengaku mengenal kakak beradik Kouachi. 

"Saya ikut membantu dalam proyeknya dengan cara memberi uang senilai beberapa ribu Euro sehingga mereka bisa menyelesaikan apa yang telah mereka beli," ungkap Coulibaly. 

Dia menambahkan memang bersekongkol dengan Cherif dan Said Kouachi dalam melakukan serangan teror ke Prancis. 

"Kami sengaja memecah tim menjadi dua kelompok. Jika kami melakukan hal ini bersama dan sedikit terpisah, maka akan memberikan dampak lebih," kata pria berusia 33 tahun itu. 

Selain mengakui telah membunuh seorang polisi wanita dan lima warga Yahudi di Prancis, dia juga menyebut telah menyiapkan sebuah bom mobil di Paris. Di video itu pula, Coulibaly mengangkat janji setiap terhadap kelompok ISIS dan Khalifah Irbrahim atau yang lebih dikenal sebagai Abu Bakr al-Baghdadi. Seperti layaknya video pendukung ISIS lainnya, bendera kelompok tersebut turut menjadi latar belakang video.

Coulibaly turut menjelaskan alasan dia menyerang supermarket Yahudi dan kantor Charlie Hebdo. 

"Jika Anda menyerang Khalifah dan ISIS, maka Anda akan diserang kembali," kata dia. 

Dia juga menyalahkan Pemerintah Prancis, karena ikut serta dalam koalisi AS untuk mengebom Irak dan Suriah. Akibatnya menewaskan banyak para pejuang dan kaum sipil. 

Di bagian akhir, Coulibaly mengajak para pemuda Muslim di Prancis untuk ikut berjuang bersamanya. 

"Mengapa dengan ribuan bahkan jutaan pemuda, tetapi tidak ada satu pun yang ingin membela kepentingannya?," tanya dia.

Hingga kini belum diketahui siapa yang membuat dan mengedit video tersebut. Namun, media menduga video itu dibuat setelah Coulibaly membunuh polisi wanita pada hari Kamis kemarin. Kantor berita Reuters melaporkan pernyataan Pemerintah Prancis yang meminta agar video Coulibaly segera ditarik dari media sosial YouTube. (ren)

Baca juga: 


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya