Dubes Zahrain: Maskapai Malaysia Tetap Aman Digunakan

Pemindahan bangkai ekor pesawat AirAsia QZ8501 di Pelabuhan Kumai
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo
VIVAnews - Duta Besar Kerajaan Malaysia untuk RI, Zahrain Mohamed Hashim, menegaskan bahwa seluruh maskapai milik negeri Jiran masih tetap aman, kendati pada akhir Desember 2014, salah satu armada AirAsia jatuh di perairan Selat Karimata. Diduga, seluruh penumpang dan kru tewas dalam insiden itu. 
Malindo Air Buka Rute ke Pakistan

Dihubungi VIVAnews beberapa waktu lalu, kejadian yang dialami maskapai milik Tony Fernandes itu, kata Zahrain, hanya satu dari sekian banyak kejadian. 
Blokir The Malaysian Insider, AS 'Semprot' Malaysia

"Publik harus memahami Malaysia memiliki standar keamanan tinggi menyangkut soal maskapai penerbangan. Sementara, yang terjadi pada maskapai AirAsia tidak dapat diprediksi akan terjadi kecelakaan," kata Zahrain. 
Beredar Kabar Pilot MH 370 Ditemukan

Untuk itu, Zahrain menegaskan kembali, agar publik tidak perlu khawatir. Tingginya standar keamanan yang dimiliki oleh maskapai Malaysia, justru ditunjukkan ketika terjadi, saat AirAsia rute Surabaya ke Bandung, tiba-tiba batal terbang pada Sabtu 4 Januari 2015. Padahal, pesawat sudah ada di landasan bandara dan siap terbang.

Media lokal Indonesia dan Malaysia sempat memberitakan, pesawat tiba-tiba mengalami mati mesin. Namun, pemberitaan itu dibantah langsung oleh bos AirAsia, Tony Fernandes. 

"Justru, karena AirAsia memperhatikan keselamatan penumpang, makanya mereka memutuskan untuk tidak terbang. Kami sangat profesional kok," kata Zahrain. 

Sementara itu, terkait pembekuan rute penerbangan AirAsia Surabaya ke Singapura, Zahrain tidak ingin berspekulasi. Pemerintah Malaysia, kata Zahrain, hingga saat ini masih terus menanti hasil investigasi internal yang kini sedang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan. 

Dalam kesempatan itu, Zahrain menambahkan, jasad penumpang AirAsia QZ8501 asal Malaysia, jika ditemukan akan diterbangkan menggunakan jet tempur untuk dibawa ke Kuching.  

Maskapai Negeri Jiran menjadi pusat perhatian publik, karena di 2014 lalu, sudah tiga armada dari dua maskapai berbeda yang mengalami musibah. Pada Maret tahun lalu, Malaysia Airlines MH370 tujuan Kuala Lumpur-Beijing dilaporkan jatuh di Samudera Hindia. 

Sementara itu, pada Juli, armada dari maskapai yang sama diduga ditembak jatuh saat tengah mengudara di atas Ukraina bagian timur. Terakhir, maskapai AirAsia QZ8501 yang jatuh di perairan Karimata. Ketiga insiden ini, kemudian membuat publik khawatir untuk menggunakan maskapai asal Malaysia. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya