Absen di Aksi Damai, Obama Dikritik

Presiden Barack Obama memberi keterangan pers usai kematian James Foley
Sumber :
  • REUTERS/Kevin Lamarque
VIVAnews - Sebanyak 50 pemimpin negara berkumpul di Paris, Prancis pada Minggu 11 Januari 2015 untuk mengutuk aksi terorisme yang baru saja menyelimuti negara itu. Tetapi, di antara ke-50 pemimpin negara itu, tidak ada sosok paling berkuasa dan negara pemimpin koalisi serangan terhadap kelompok Islamic State of Iraq and al Sham (ISIS), Barack Obama. 
Gelar Operasi Antiteror, Polisi Kanada Lumpuhkan Tersangka

Laman Dailymail edisi Selasa 13 Januari 2015 melansir absennya Obama dikritik oleh banyak pihak, termasuk media. Para pemimpin yang turut hadir pada Minggu kemarin antara lain, dari PM Prancis, Inggris, Israel, Spanyol, Denmark, Polandia, Turki, Kanselir Jerman, Ratu Yordania dan Presiden Palestina. Mereka saling bergandengan dan bahu membahu dengan Presiden Prancis, Francois Holland, menyerukan perlawanan terhadap tindak terorisme. 
Bertemu Menteri Australia, Yasonna Bahas Soal Terorisme

Mereka berjalan kaki sepanjang tiga kilometer dan diikuti oleh jutaan warga Prancis lainnya yang berada di deretan belakang. Pesan yang disampaikan melalui aksi damai tersebut sangat jelas, "Kalian bisa menyerang, menembak, mengebom kami, tetapi kalian TIDAK AKAN pernah mengalahkan kami."
UEA: Teroris Sebarkan Radikalisme Lewat Video Game

Namun, di mana Presiden Obama? Mengapa dia tidak terlihat berada di kerumunan itu?

Selain Obama, Negeri Paman Sam tidak mengirimkan perwakilan yang setara. Amerika Serikat hanya mengutus Duta Besar untuk Prancis, Jane Hartley. Hal ini, menurut Dailymail, sangat mengecewakan. Sebab, tidak sesuai dengan moto AS yang selama ini selalu berada di garda terdepan untuk memberantas tindak terorisme. 

Publik semakin kecewa, ketika mengetahui pada Minggu, Obama tidak memiliki agenda apa pun di Gedung Putih. 

"Dia hanya duduk saja dalam arti yang sesungguhnya di rumah. Bahkan, menurut sumber yang terpercaya, Presiden menonton pertandingan football (NFL) di televisi," tulis Dailymail

Sementara, sang istri, Michelle Obama, juga berada di Gedung Putih bersama Barack. Wakil Presiden Joe Bidden, juga berada di rumahnya di Wilmington, Delaware. Menlu John Kerry sedang sibuk dengan turnya ke India. 

Dailymail kemudian membalikkan situasinya ketika AS baru saja dihantam serangan teror 11 September 2001. 

"Semua sekutunya berlomba-lomba terbang mengarungi perjalanan ke AS untuk menawarkan dukungan fisik yang dipimpin oleh mantan PM Tony Blair. Tetapi, orang pertama yang memeluk mantan Presiden George Bush di Gedung Putih bukan Blair, melainkan mantan Presiden Prancis, Jacques Chirac," kata Dailymail

Bayangkan, jika saat itu Inggris sebagai salah satu sekutu terdekat AS, hanya mengirimkan pejabat setinggi Dubes. Atau Prancis hanya mengirimkan pejabat nomor dua seperti Menlu untuk menghadiri peringatan teror di AS.

"Mantan Presiden Bush pasti secara pribadi akan tersinggung. Tidak saja Gedung Putih yang marah, namun juga warga AS," imbuh media itu. 

Absennya Obama, diakui oleh juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest. Dia menyebut seharusnya AS mengirimkan pejabat yang lebih tinggi lagi untuk menghadiri aksi damai di Paris pada akhir pekan lalu. 

"Saya rasa akan adil jika kami seharusnya mengirimkan seorang pejabat yang lebih tinggi lagi untuk berada di sana," kata Earnest yang dikutip Reuters

Dia menambahkan, Obama sesungguhnya ingin hadir di sana. Namun, tidak dijelaskan lebih detail alasan dia memilih absen. (hd)

Baca juga: 


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya