Sumber :
- Reuters
VIVAnews
- Para wanita yang ditahan di rumah detensi imigrasi Inggris, kerap menjadi sasaran pelecehan oleh staf lelaki yang mengawasi mereka saat sedang berganti pakaian dan mandi. Demikian diungkap dalam laporan organisasi Wanita untuk Pengungsi Wanita (WRW).
Dilansir dari Guardian , Rabu, 14 Januari 2015, laporan WRW menyebut banyak perempuan pencari suaka di rumah detensi Yarl`s Wood, Bedfordshire, Inggris, yang telah menjadi korban kekerasan seksual di negara asalnya, kembali menjadi korban pelecehan di Inggris.
Baca Juga :
Masalah Pencari Suaka Dibahas di Bali Proccess
Dilansir dari Guardian , Rabu, 14 Januari 2015, laporan WRW menyebut banyak perempuan pencari suaka di rumah detensi Yarl`s Wood, Bedfordshire, Inggris, yang telah menjadi korban kekerasan seksual di negara asalnya, kembali menjadi korban pelecehan di Inggris.
Sebanyak 19 wanita yang diwawancara mengaku pernah diperkosa, dan 28 wanita menjadi korban perkawinan paksa, prostitusi, mutilasi kelamin atau beberapa bentuk kekerasan seksual lainnya sebelum datang ke Inggris untuk mencari suaka.
Laporan WRW menemukan tingkat depresi yang tinggi dialami oleh para pencari suaka di Yarl`s Wood. Pada Juni 2014, manajemen Yarl`s Wood mengatakan 31 tuduhan kontak seksual telah diselidiki, beberapa staf telah diberhentikan.
Walau banyak kasus penyerangan seksual, Kementerian Dalam Negeri Inggris tetap memperpanjang kontrak Serco, perusahaan yang ditunjuk untuk mengelola Yarl`s Wood, November 2014 lalu. Serco akan kembali menjadi pengelola selama delapan tahun.
Pada pernyataan resmi, Serco menyebut tuduhan penyerangan seksual tidak disertai dengan bukti-bukti. Keputusan untuk menahan wanita korban perdagangan manusia, penyiksaan atau kekerasan seksual telah menjadi kontroversi.
Baca juga:
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Sebanyak 19 wanita yang diwawancara mengaku pernah diperkosa, dan 28 wanita menjadi korban perkawinan paksa, prostitusi, mutilasi kelamin atau beberapa bentuk kekerasan seksual lainnya sebelum datang ke Inggris untuk mencari suaka.