Ulama Mesir Kritik Penerbitan Kembali Kartun Nabi Muhammad

Mengutuk Aksi Terorisme, Jutaan Warga Prancis Turun ke Jalan
Sumber :
  • REUTERS / Charles Platiau
VIVAnews - Ulama Besar Al-Azhar, Shawqi Allam, mengkritik penerbitan kembali kartun Nabi Muhammad di majalah mingguan Charlie Hebdo pada hari Rabu, 14 Januari 2015. Menurut Allam, tindakan itu merupakan bentuk rasisme dan dapat memicu kebencian serta kekecewaan terhadap umat muslim di seluruh dunia. 
Ratu Rania Sindir Charlie Hebdo

Kantor berita Reuters, Selasa, 13 Januari 2015 melansir sikap redaksi Charlie Hebdo yang justru memilih tetap menerbitkan kartun tersebut paska aksi pembantaian di kantor mereka pekan lalu. Kakak beradik Kouachi mengaku membantai 8 jurnalis di kantor Charlie Hebdo, karena telah menghina Nabi Muhammad dengan menerbitkan kartunnya. 
Keluarga Aylan Kurdi Kecam Charlie Hebdo

"Edisi ini akan menyebabkan sebuah gelombang kebencian baru di Prancis dan masyarakat barat secara umum. Apa yang dilakukan majalah itu tidak menunjukkan ko-eksistensi atau sebuah dialog di antara warga," kata dia. 
Tampilkan Satir Aylan Kurdi, Charlie Hebdo Tuai Kecaman

Allam menambahkan penerbitan kartun justru merupakan bentuk provokasi yang tidak beralasan dan akan menyakiti perasaan kaum Muslim di seluruh dunia. Kendati begitu, dia menyebut penyerbuan terhadap kantor Charlie Hebdo merupakan sebuah tindak terorisme dan dianggap sebagai kejahatan. 

Allam kemudian menyerukan kepada Pemerintah Prancis untuk menolak apa yang dia sebut sebagai aksi rasisme yang dilakukan Charlie Hebdo. Dia turut menuding majalah itu telah memprovokasi adanya perselisihan agama dan kebencian yang mendalam. 

Sementara pada Senin kemarin, Presiden Turki, Tayyip Erdogan, menuding negara-negara barat sebagai pihak yang munafik lantaran sikap mereka yang bias paska penyerangan kantor Charlie Hebdo. Belum lagi, sempat terjadi teror lainnya di Supermarket Kosher yang menewaskan 4 sandera warga Prancis keturunan Yahudi. 

Menurut Erdogan, negara-negara barat menuntut adanya kebebasan berekspresi padahal di saat bersamaan, mereka gagal mengecam tindakan anti-Muslim di Eropa. 

"Kemunafikan negara-negara barat sangat jelas. Sebagai seorang Muslim, kami tidak pernah ikut serta dalam aksi pembantaian dan tindak terorisme. Namun, di balik tindakan itu semua tersembunyi rasisme, kebencian dan Islamofobia," kata dia. 

Pada hari ini, Charlie Hebdo tetap menerbitkan kartun Nabi Muhammad di sampul depannya. Dalam sampul edisi 14 Januari, Nabi Muhammad terlihat meneteskan air mata dan memegang kertas bertuliskan "JE SUIS CHARLIE (saya Charlie)" di bawah tajuk pemberitaan "TOUT EST PARDONNE (semua dimaafkan)". 

Menurut keterangan kartunis, Renald Luzier, kartun itu tentu tidak diinginkan oleh para teroris. 

"Namun, saya tidak khawatir sama sekali. Saya yakin terhadap kemampuan humor publik," ujar Luzier. 

Sementara, menurut pengacara Charlie Hebdo, Richard Malka, mereka tidak akan mundur dari tindakan ini. 

"Jika Anda memegang poster bertuliskan saya Charlie, maka itu berarti Anda memiliki hak untuk mengkritik agama mana pun, termasuk agama saya sendiri," kata Malka. 

Rencananya, pada hari ini, Charlie Hebdo diterbitkan sebanyak 1 juta kopi. Angka itu diprediksi akan meningkat hingga 3 juta kopi. 

Baca juga: 



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya