- Times
VIVA.co.id - Stasiun TV milik pemerintah Arab Saudi pada Jumat pagi waktu setempat, melaporkan bahwa Raja Saudi Arabia, Abdullah, meninggal dunia pada Jumat dini hari waktu setempat, setelah sekian lama kesehatannya menurun. Abdullah wafat pada usia 90 tahun.
Dikutip dari Time, Jumat 23 Januari 2015, saat masih hidup Raja Abdullah diketahui memiliki hubungan istimewa dengan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama. Mereka begitu akrab. Selain dengan Obama, Abdullah pun juga berhubungan baik dengan presiden AS sebelumnya, George W. Bush.
Meskipun, pada April tahun lalu sempat ada ketegangan antara Arab Saudi dan AS, yakni para anggota keluarga kerajaan Arab Saudi yang berkuasa mengancam akan merenggangkan hubungan dengan AS karena kesal dengan kebijakan Obama di Iran dan Suriah.
Namun, mereka tetap memiliki hubungan khusus. "Mereka memiliki hubungan yang sangat pribadi, Raja dan Presiden (Obama)," ujar Elliott Abrams, mantan pembantu keamanan nasional Gedung Putih yang mengaku telah bertemu berkali-kali dengan Raja Abdullah.
Raja Abdullah bersama Presiden AS saat itu, George W. Bush, pada 2008. (REUTERS/Kevin Lamarque/Files)
Hubungan istimewa antara Washington dan Riyadh telah berlangsung sejak 1945, ketika Franklin Roosevelt bertemu dengan ayah Raja Abdullah, Abdulaziz ibn Saud, dan membuat kesepakatan bahwa AS akan memberikan perlindungan militer bagi keamanan Arab Saudi dengan imbalan pasokan minyak dari negara penghasil minyak terbesar dunia yang dapat diandalkan.
Abrams menyebut Raja Abdullah kadang melakukan makan malam dengan Presiden Obama. Raja dan Obama duduk di kepala meja berbentuk U, diapit oleh puluhan orang. Mereka menikmati makan malam dengan menonton siaran TV. Tampak begitu akrab.
"Raja tidak suka berbicara di telefon," kata seorang diplomat yang dekat dengan Raja Abdullah.
Karena kendala itulah, Obama kadang menyempatkan diri datang ke Riyadh. Kunjungan terakhir Obama ke Riyadh adalah pada Oktober tahun lalu.
"Obama sangat menghormati usia Raja Abdullah, dan Raja juga sangat menghormati posisi Obama dan kemampuan otaknya," tambahnya. (ren)
Baca juga: