ISIS Ancam Eksekusi Sandera Jepang dan Yordania dalam 24 Jam

Kenji Goto, warga Jepang yang disandera ISIS
Sumber :
  • REUTERS/Yuya Shino
VIVA.co.id -
Gadis Remaja Swedia Berhasil Lolos dari ISIS
Kelompok militan Islamic State of Iraq and al Sham (ISIS) kembali membuat ancaman baru bagi Pemerintah Jepang. Selasa kemarin, ISIS kembali merilis video ancaman yang menampilkan salah satu sandera Kenji Goto.

Difabel Militan ISIS Lakukan Eksekusi

Stasiun berita
Sadis, Kepala Korban Pemenggalan ISIS Dijual ke Kolektor
Channel News Asia , Rabu, 28 Januari 2015, melansir, dalam video ancaman itu, Goto terlihat tengah memegang foto sandera lainnya asal Yordania, Maaz al-Kassasbeh. Al-Kassasbeh merupakan pilot Angkatan Udara Yordania yang mengendarai pesawat jet tempur F-16. Dia ditangkap ISIS pada 24 Desember lalu, setelah pesawatnya jatuh.


Dalam video yang diunggah ke situs resmi kelompok itu, ISIS memperingatkan akan mengeksekusi Goto dan al-Kassasbeh dalam waktu 24 jam jika Pemerintah Yordania tidak membebaskan salah satu anggota kelompok militan, Sajida al-Rishawi. Al-Rishawi merupakan "pengantin" bom bunuh diri yang beraksi tahun 2006 lalu.


Mengetahui ancaman tersebut, Pemerintah Jepang kini menggandeng Yordania untuk bekerja sama. Negeri Sakura mengatakan telah mengetahui ancaman tersebut.


"Pemerintah kini dalam situasi yang benar-benar sulit dan telah meminta bantuan dari Pemerintah Yordania untuk membebaskan Goto secara aman," ungkap Kepala Sekretaris Kabinet, Yoshihide Suga.


Yoshihide menambahkan kedua negara kini tengah berupaya mencari cara agar bisa membebasan masing-masing sandera dan memulangkan ke negara asal. Bahkan, Raja Yordania, Abdullah, berjanji akan bekerja sama secara penuh dengan Jepang. Janji itu, dia sampaikan ketika menggelar pertemuan dengan Wakil Menteri Luar Negeri, Yasuhide Nakayama.


Hingga saat ini, belum ada komentar resmi yang disampaikan oleh Pemerintah Yordania.


Sementara, Ibu Goto, Junko Ishido, meminta Pemerintah Jepang untuk melakukan berbagai cara, supaya putranya bisa selamat.


"Kenji tidak membuat permusuhan apa pun terhadap ISIS. Dia pergi ke sana, karena peduli terhadap keberadaan Haruna Yukawa," ujar Junko kepada media Jepang.


Posisi Pemerintah Jepang kini kian terjepit. Khususnya, usai pada pekan lalu ISIS merilis foto berisi jasad Haruna. Selain itu, mereka juga tertekan oleh permintaan dari Amerika Serikat, agar tidak mudah menyerah kepada para teroris.


Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki, mengatakan apabila Jepang bersedia melakukan pertukaran narapidana, maka hal itu sama saja seperti membayar uang tebusan.


Dalam video kedua, ISIS mengubah tuntutannya, dari uang tebusan senilai US$200 juta atau setara Rp2,5 triliun menjadi pembebasan napi asal Yordania, Sajida al-Rishawi. (one)


Baca juga:




Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya