Sembilan Tewas dalam Penyerangan Hotel Mewah di Tripoli

Pasukan keamanan mengepung hotel Corinthia setelah ledakan bom mobil.
Sumber :
  • REUTERS/Ismail Zitouny
VIVA.co.id
Mobilnya Dihujani Peluru, PM Libya Lolos dari Upaya Pembunuhan
- Beberapa orang bersenjata menyerang sebuah hotel mewah di Tripoli, Libya, yang menjadi tempat favorit para pejabat Libia, Selasa, 27 Januari 2015, menewaskan sedikitnya sembilan orang termasuk warga negara asing.

Maju sebagai Capres Libya, Ini Kontroversi Saif al-Islam Gadaffi

Reuters
Mengejutkan, Putra Gaddafi Daftarkan Diri Jadi Capres Libya
dalam laporannya, Rabu, 28 Januari 2015, menyebut setidaknya ada dua pelaku penyerangan. Setelah penembakan, mereka meledakkan granat dalam aksi bunuh diri. Militan yang mengklaim memiliki hubungan dengan ISIS, mengaku bertanggung jawab melalui Twitter.

Pejabat Libya mengatakan, penyerangan terjadi di Hotel Corinthia, saat perdana menteri dan delegasi Amerika Serikat (AS) tengah berada di dalam hotel bintang lima itu. "Penyerang melakukan penembakan dalam hotel," kata Omar Khadrawi, kepala keamanan Tripoli.


"Saat mereka sudah dikepung pasukan keamanan, salah satunya meledakkan granat. Tapi kami tidak tahu apakah itu (peledakan granat) dilakukan secara sengaja," ucap Omar. Seorang warga AS dan satu Prancis disebut termasuk dalam lima orang asing yang tewas.


Juru bicara keamanan Tripoli, Essam Naas, mengatakan tiga orang asing lain yang tewas adalah orang Asia, tapi dia tidak menjelaskan kewarganegaraan mereka. Orang AS yang tewas adalah kontraktor keamanan AS, Crucible LLC yang berbasis di Virginia.


Seorang pejabat keamanan dan tiga penjaga juga tewas akibat ledakan bom mobil, yang ditaruh pelaku di tempat parkir hotel. Sebagian besar pemerintahan asing menutup kedutaan besar mereka dan menarik staf dari Tripoli sejak pecah pertempuran di ibukota, musim panas lalu.


Tapi beberapa diplomat, pengusaha dan delegasi perdagangan masih kerap mengunjungi Tripoli. Utusan PBB yang melakukan pembicaraan di Jenewa dengan beberapa pihak Libya yang bertikai, juga tengah berada di Tripoli.


Konflik antara dua faksi berlanjut di Libya. Satu faksi beraliansi dengan pemerintah yang diakui Barat, sementara faksi lainnya adalah pasukan pemberontak yang berhasil menduduki Tripoli dan membentuk pemerintahan sendiri, pada 2014.



Simak Juga:





Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya