Sultan Bolkiah Apresiasi Kontribusi TKI di Brunei

Sultan Brunei Hassanal Bolkiah
Sumber :
  • REUTERS/Ahim Rani/Files
VIVA.co.id -
WNI Pembawa Bahan Peledak di Brunei Kembali ke Tanah Air
Presiden Joko Widodo dan Sultan Brunei, Hassanal Bolkiah, sepakat untuk meningkatkan kerjasama di bidang ketenagakerjaan dan hubungan antarwarga. Bahkan, Bolkiah mengaku, TKI turut berkontribusi cukup besar terhadap perekonomian Brunei.

WNI Bawa Peledak ke Brunei Dipulangkan 8 Agustus

Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi, ketika ditemui wartawan di Bandar Seri Begawan pada Sabtu kemarin. Hasil pembicaraan itu, ujar mantan Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda ini, terungkap ketika Jokowi dan Bolkiah menggelar pertemuan bilateral.  Retno menyebut, 1/6 dari total penduduk Brunei merupakan WNI.
Persidangan Rustawi di Brunei Kembali Ditunda


"Sebagian besar di antaranya Tenaga Kerja Indonesia (TKI), termasuk kaum profesional. Jadi ada dokter, pramugari, dan lain-lain," ujar Retno dan dikutip dari situs
Setkab.go.id
, Sabtu, 7 Februari 2015.


Jokowi turut meminta dukungan Brunei Darussalam, agar ASEAN memiliki satu instrumen hukum untuk perlindungan kaum buruh migran.


"Hal tersebut, sebelumnya telah kami sampaikan pada saat pertemuan para Menlu seASEAN di kota Kinabalu, Malaysia," kata Retno.


Selain membahas isu ketenagakerjaan, kedua pemimpin juga sepakat untuk meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi. Hal itu ditandai adanya kerjasama antara Kamar Dagang dan Industri (Kadin) kedua negara. Kerjasama itu diharapkan bisa mendorong perdagangan bilateral RI dan Brunei.


"Presiden juga mengundang para investor Brunei untuk bekerja sama dengan RI dalam pembangunan tol, pembangkit tenaga listrik, jalur kereta api, dan lain-lain," papar Retno.


Indonesia dengan Brunei sepakat untuk meningkatkan kerjasama di bidang pertahanan. Jokowi, ungkap Retno, menawarkan produk-produk industri strategis ke Brunei, sebab sebelumnya telah ada penjualan hasil industri strategis Indonesia ke negara itu.


"Dalam kesempatan itu, Presiden kembali menawarkan produk industri stategis Indonesia," imbuh dia.


Sementara, terkait hubungan bilateral kedua negara, Jokowi berpendapat hingga saat ini tidak pernah ada masalah di antara keduanya. Oleh sebab itu, Jokowi menyebut hubungan dengan Brunei merupakan hubungan bilateral yang paling stabil.


"Tidak pernah ada problem. Tenaga kerja kita di sini juga terlindungi dengan baik. Jadi, tidak ada banyak hal yang dibicarakan," papar Jokowi.


Tujuan utama dari kunjungan tersebut yakni untuk mempererat hubungan yang telah stabil.


Dalam kunjungan perdananya di Brunei, Jokowi turut mengundang Bolkiah untuk menghadiri peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) pada akhir April 2015. (one)


Baca juga:





Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya