Sikap Australia Soal Eksekusi Mati Bisa Bahayakan Hubungan

Duo Bali Nine, terpidana mati kasus narkoba yang sudah dieksekusi.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
VIVA.co.id -
Johan Budi Harusnya Tanggapi Laporan Haris Azhar
Pemerintah Indonesia mulai gerah dengan pernyataan yang dilontarkan oleh Australia jelang eksekusi mati terhadap dua warganya pada bulan ini. Pernyataan Australia akhir-akhir ini dianggap bisa membahayakan hubungan bilateral kedua negara di masa depan.

Dua Tahun Haris Azhar Simpan Rahasia Freddy Budiman

Pernyataan itu merujuk kepada kalimat Perdana Menteri Tony Abbott pada Sabtu kemarin yang mengancam akan menunjukkan rasa ketidaksukaan mereka terhadap RI jika eksekusi terhadap Myuran Sukumaran dan Andrew Chan tetap dilaksanakan. Pemerintah Australia juga melontarkan ancaman lainnya yakni dengan menyebut adanya kemungkinan penurunan turis mereka ke Indonesia, karena isu eksekusi mati.
Polri, TNI dan BNN Diminta Cabut Laporkan Haris Azhar


Hal itu disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Christiawan Nasir, yang dihubungi
VIVA.co.id
pada Minggu, 15 Februari 2015. Diplomat yang akrab disapa Tata itu menyebut pernyataan bernada ancaman justru bisa menjadi bumerang dan merugikan kedua negara.


"Kalau hubungan baik yang selama ini yang dijadikan taruhan, apakah Australia bersedia mempertaruhkan hal itu?," tanya Tata.


Dia menyebut kedua negara sama-sama memiliki kepentingan. Dalam bidang antar warga, papar Tata, sebanyak 1 juta turis Negeri Kanguru diketahui kerap bolak balik ke Bali. Sementara, sebanyak 17 ribu pelajar Indonesia tengah menuntut ilmu di Australia. Belum lagi di bidang perdagangan.


"Nilai impor berbagai produk asal Australia yang dilakukan RI setiap tahun mencapai US$5 miliar. Apakah layak ini semua dipertaruhkan?," tanya dia lagi.


Negeri Kanguru, ujar Tata, sebaiknya bisa memahami pemerintahan saat ini berbeda. Lagipula, negara di dunia ini yang menerapkan hukuman mati tidak hanya Indonesia.


Bahkan, sebagian besar negara di kawasan ASEAN justru masih memberlakukan vonis tersebut, mulai dari Singapura dan Malaysia. Sementara, celah pasar terdekat untuk mendongkrak perekonomian Australia, yaitu Indonesia dan ASEAN.


Dalam kesempatan itu, Tata meragukan adanya penurunan turis Australia ke Indonesia jika eksekusi tetap dilaksanakan. Menurut dia, sebagai turis yang menjadi pertimbangan dalam memilih tempat berlibur yakni kenyamanan, kemudahan akses, fasilitas, keindahan tujuan pariwisata dan budaya unik.


"Itu semua dimiliki Indonesia, sehingga kami tidak mengkhawatirkan hal tersebut," kata dia.


Justru, lanjut Tata, Pemerintah RI kini tengah membuat para wisatawan lebih aman dan nyaman dengan memberantas narkoba. (ren)


Baca juga:




Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya