Sumber :
- Twitter / @JulieBishopMP
VIVA.co.id -
Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Christiawan Nasir, mengatakan isu hukuman mati tidak akan berpengaruh terhadap posisi Indonesia yang akan segera memegang tampuk ketua di Asosiasi Negara-Negara di Kawasan Samudera Hindia (IORA). Indonesia akan menerima posisi ketua dari Australia pada Oktober mendatang.
Demikian ungkap diplomat yang akrab disapa Tata itu ketika dihubungi VIVA.co.id melalui telepon pada Rabu, 25 Februari 2015. Tata menyebut semua negara, termasuk Australia, tetap dianggap sebagai sahabat oleh Indonesia.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Demikian ungkap diplomat yang akrab disapa Tata itu ketika dihubungi VIVA.co.id melalui telepon pada Rabu, 25 Februari 2015. Tata menyebut semua negara, termasuk Australia, tetap dianggap sebagai sahabat oleh Indonesia.
"Indonesia tentu berharap hubungan bilateral dengan negara mana pun akan berlangsung dengan baik," kata Tata.
Hal itu diwujudkan dengan tetap mengundang Australia pada pertemuan-pertemuan terkait IORA. Seperti diketahui, hubungan bilateral kedua negara kembali tegang akibat ancaman eksekusi mati yang akan dilakukan terhadap dua warga Australia, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan.
Demi bisa menyelamatkan dua gembong Bali Nine itu, Pemerintah Negeri Kanguru melakukan berbagai manuver dan diplomasi. Salah satunya, dengan mengungkit kembali bantuan tsunami bagi Aceh senilai AUD$1 miliar pada 2004 lalu.
IORA merupakan satu-satunya organisasi yang menghubungkan negara-negara di kawasan Samudera Hindia melalui pertemuan rutin antar Menteri Luar Negeri. Di dalamnya terdapat 19 negara anggota yang tersebar di area dekat dengan Samudera Hindia. Selain itu, juga terdapat 6 negara pemantau yang terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Prancis, Mesir dan Tiongkok.
Sebagai ketua, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berharap Indonesia bisa lebih menggaungkan poros maritim dan menyesuaikan prioritas di bidang maritim dengan prioritas IORA. (ren)
Baca juga:
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Indonesia tentu berharap hubungan bilateral dengan negara mana pun akan berlangsung dengan baik," kata Tata.
