Diplomat China Perlihatkan Dukungan Bagi Rusia Soal Ukraina

Militer Ukraina dengan tank saat berhadapan dengan militer Rusia.
Sumber :
  • REUTERS
VIVA.co.id
Perusahaan Nuklir Rusia Buka Perwakilan di China
- Barat harus mempertimbangkan kekhawatiran Rusia, atas masalah keamanan mereka terkait persoalan Ukraina. Demikian disampaikan Duta Besar China untuk Belgia, Qu Xing pada Kamis 26 Februari 2015.

Rusia Ingin Tekankan Kerja Sama Ekonomi dan Keamanan

Xing yang dikutip
Pencarian Perawatan Kesehatan Global, Memahami Perspektif dan Tren Masyarakat Indonesia
Reuters , Jumat 27 Februari 2015, mengkritik kompetisi yang terjadi antara Rusia dan Barat, terkait krisis Ukraina, mendesak Barat meninggalkan mentalitas 'zero-sum' dengan Rusia.


Dia merujuk pada sebuah teori ekonomi, yang merepresentasikan situasi di mana kemenangan satu pihak adalah kekalahan bagi lawannya. "Barat harus meninggalkan mentalitas zero-sum dan mempertimbangkan kekhawatiran nyata Rusia," ujar Xing.


Menurut Xing, intervensi eksternal menambah buruk krisis, serta memperingatkan bahwa Moscow akan merasa diperlakukan tidak adil, jika Barat, termasuk Amerika Serikat dan Uni Eropa, tidak mengubah pendekatan.


Komentar Xing itu memperlihatkan pemahaman China atas posisi Rusia, setelah sebelumnya Beijing secara umum tidak terlihat ingin mendukung Rusia atas krisis di Ukraina.


China selama ini tampak berhati-hati, untuk tidak terseret dalam konflik antara Rusia dan Barat tentang masa depan Ukraina, dengan mengatakan ingin mengembangkan kerja sama yang bersahabat dengan Ukraina.


Sebaliknya juga menyebut menghormati independensi, kedaulatan, dan integritas teritorial Rusia. Xing menyampaikan komentarnya, seiring dengan pembicaraan yang berlangsung antara AS dan Eropa, untuk menambah sanksi bagi Rusia.


Pada Senin 23 Februari 2015, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov menuduh Barat berusaha mendominasi, serta memaksakan ideologi mereka pada pihak lain.


Xing mengeluarkan kritik keras pada AS, dengan mengatakan keterlibatan Washington di Ukraina, akan menjadi gangguan dalam kebijakan luar negerinya.


"AS tidak bersedia melihat kehadirannya di mana pun dilemahkan, tetapi faktanya adalah sumber daya mereka terbatas, dan akan menjadi pekerjaan sulit untuk menjaga pengaruhnya dalam urusan eksternal," ucap Xing. (asp)


Simak Juga:



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya