Kronologi 'Gangguan' di Depan Gedung KJRI Sydney

Cairan yang menyerupai ceceran darah
Sumber :
  • Twitter/Matthew Woolfrey

VIVA.co.id - Konsul Jenderal RI di kota Sydney, Australia, Yayan GH Mulyana, mengatakan, peristiwa ditemukan ceceran cairan berwarna merah di depan gedung KJRI bukan dianggap sebagai teror. Yayan memilih untuk menggunakan istilah gangguan.

Hal itu disampaikan melalui keterangan tertulis dan diterima VIVA.co.id pada Selasa, 3 Maret 2015. Yayan kemudian memaparkan kronologi kejadian tersebut.

"Pihak KJRI Sydney kali pertama melihat benda berupa balon berisikan cairan (sekitar 8 hingga 10 buah) dan bercak menyerupai darah pada gerbang masuk kantor pada pukul 05.40 pada Selasa kemarin," ujar Yayan.

Mengetahui hal itu, pihak KJRI, kata Yayan, langsung menghubungi kantor polisi pada pukul 06.05. "Polisi pun tiba di depan gedung KJRI 10 menit kemudian dan langsung memasang garis polisi," kata dia.

Disusul kemudian, kata Yayan, satu anggota dari tim forensik kepolisian ikut tiba di Gedung KJRI pada pukul 08.15 dan langsung melakukan olah tempat kejadian perkara.

Johan Budi Harusnya Tanggapi Laporan Haris Azhar

Yayan mengatakan, belum ada informasi mengenai kandungan yang terdapat dalam cairan di balon itu. Walaupun sebelumnya media Australia, The Daily Telegraph menyebut cairan itu tidak mengandung bahan yang berbahaya.

Saat ini, ujar Yayan, kantor KJRI terus berada dalam pengawasan dan penjagaan polisi. Sementara itu, perwakilan RI di Australia terus melakukan konsolidasi dengan seluruh staf agar tetap berhati-hati dan waspada.

"Kami juga tetap melaksanakan tugas sehari-hari, termasuk pelayanan keimigrasian, kekonsuleran, dan kemasyarakatan," kata Yayan.

Imbauan, lanjut Yayan, turut disampaikan kepada seluruh WNI yang bermukim di Negeri Kanguru, baik di negara bagian New South Wales, Brisbane, dan Australia Selatan.

Sementara itu, dari rekaman kamera pengawas (CCTV), diduga pelaku adalah seorang wanita. Sebagian balon yang dia bawa diletakkan di permukaan tanah lalu dinjak-injak. Sisanya, dilemparkan ke arah pintu gerbang KJRI.

Bahkan, menurut keterangan dari Pejabat KJRI Bidang Sosial dan Budaya, Nicolas Manoppo, ancaman serupa sudah pernah diterima KJRI Sydney. Mulai dari surat elektronik hingga ke pemasangan spanduk di depan pintu gerbang KJRI.

Ancaman itu ditebar pelaku terkait dengan pelaksanaan eksekusi duo gembong Bali Nine, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan. Hari ini, rencananya Chan dan Sukumaran akan dipindahkan ke Pulau Nusakambangan dari Lembaga Pemasyarakatan.

Rencana pemindahan yang semula dilakukan siang hari diduga akan dilaksanakan pada pagi hari yakni pukul 07.00 WITA. Hal itu diduga disebabkan kondisi cuaca yang buruk untuk menerbangkan keduanya dari Bali. (art)

![vivamore="
Dua Tahun Haris Azhar Simpan Rahasia Freddy Budiman
Baca Juga :"]
Polri, TNI dan BNN Diminta Cabut Laporkan Haris Azhar






[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya