- REUTERS/Zul Edoardo
VIVA.co.id - Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Hukum dan HAM Provinsi Bali, Nyoman Putra Surya, mengatakan, dua terpidana mati asal Australia menyampaikan terima kasih mereka, sebelum dipindahkan dari Kerobokan ke Nusakambangan.
Dikutip laman Daily Mail, Selasa, 3 Maret 2015, Nyoman mengatakan, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran tersenyum serta menjabat tangan otoritas penjara Kerobokan, sebelum digeledah dan diborgol.
"Mereka bahkan mengucapkan terima kasih," ucapnya. Chan dan Sukumaran akhirnya dipindahkan pada Rabu pagi, 4 Maret 2014, dari penjara Kerobokan, Bali, ke Nusakambangan untuk proses eksekusi mati.
Kepala LP Kerobokan, Sudjonggo, mengatakan, penjaga tidak perlu membangunkan keduanya. Mereka sudah tahu bahwa itulah pagi terakhir mereka di Kerobokan.
Mereka mandi dengan cepat dan berpakaian dalam waktu kurang dari 10 menit. Chan mengenakan jaket olahraga berwarna merah, Sukumaran mengenakan jaket parasut hitam. Keduanya mengenakan celana pendek.
Chan dan Sukumaran kemudian membagikan barang-barang mereka seperti pakaian, makanan, dan peralatan dapur kepada para narapidana lain. Chan membawa Alkitab, Sukumaran memilih pensil dan buku gambar.
"Selamat tinggal, Bali," ucap Chan, sebelum memasuki pesawat yang membawanya ke Cilacap. Sudjonggo mengatakan, keduanya telah mengucapkan selamat tinggal pada Selasa.
Sudjonggo mengatakan, Chan dan Sukumaran telah menjadi model bagi para narapidana lain, bagaimana seseorang dapat berubah menjadi pribadi yang lebih baik.
Keluarga dan banyak pihak telah meminta pemerintah Indonesia mempertimbangkan kembali, tentang kelakuan baik yang telah ditunjukkan Chan dan Sukumaran selama 10 tahun mereka berada di Kerobokan.
Namun, Presiden Indonesia Joko Widodo telah memutuskan untuk tidak memberikan pengampunan, dengan menolak permohonan grasi yang diajukan keduanya. (art)
![vivamore="Baca Juga :"]
Ibu Mendiang Bali Nine: Pak Jokowi, Anda Begitu Kejam
Menurutnya, nyawa Myuran Sukumaran diambil secara brutal April 2015.
