Sumber :
- Reuters
VIVA.co.id
- Tepat satu tahun yang lalu, pesawat Malaysia Airlines MH370 dinyatakan hilang dari radar. Pesawat yang mengangkut 239 penumpang dan kru itu tengah menuju perjalanan dari Kuala Lumpur ke Beijing pada Minggu dini hari.
Harian Inggris,
The Telegraph , 7 Maret 2015 melansir, burung besi jenis Boeing 777-200 ER itu menghilang ketika akan memasuki wilayah udara Vietnam. Jalur yang biasanya ditempuh yakni pesawat melewati Teluk Thailand lalu ke arah Kamboja, Laos, Vietnam dan mendarat di daratan Tiongkok tepat pukul 06.30 waktu setempat.
Namun, pesawat justru tidak memasuki wilayah sesuai yang telah dijadwalkan oleh petugas menara kendali di Ho Chi Minh City, Vietnam. Mereka juga tidak menerima sinyal darurat.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Harian Inggris,
Baca Juga :
Warga Filipina Mengaku Temukan Puing MH370
Namun, pesawat justru tidak memasuki wilayah sesuai yang telah dijadwalkan oleh petugas menara kendali di Ho Chi Minh City, Vietnam. Mereka juga tidak menerima sinyal darurat.
Dari pantauan radar terlihat pesawat membuat belokan tajam ke kiri dari timur laut menuju ke barat. Berdasarkan data yang dirilis oleh Pemerintah Malaysia pada Mei lalu, 17 menit kemudian pukul 01:38, petugas menara kendali udara Vietnam menghubungi negara di sekitar untuk mencari tahu keberadaan pesawat tersebut.
Pesawat diketahui sempat tertangkap oleh radar militer Negeri Jiran, namun mereka tidak curiga itu milik MH370. Karena panik, maka tepat pukul 05:30 sebuah operasi pencarian dan penyelamatan dilakukan. Proses pencarian semula difokuskan di area Laut Tiongkok Selatan, bagian selatan Semenanjung Ca Mau, Vietnam.
Sementara, di Kuala Lumpur, Pemerintah Negeri Jiran mengkonfirmasi pesawat telah hilang dalam jumpa pers. Berdasarkan data manifes pesawat, MH370 turut mengangkut 7 WNI yakni Firman Siregar, Ferry Indra Suadaya, Herry Indra Suadaya, Lo Sugianto, Chynthya Tio Vinny, Indrasuria Tanurisam, dan Willy Surijanto Wang.
Sebagian penumpang lainnya berasal dari Tiongkok.
Begitu resmi dinyatakan menghilang dari radar, berbagai teori konspirasi pun bermunculan. Salah satu yang paling kuat yakni adanya teroris yang membajak pesawat dan sengaja membelokkan arah burung besi dari rute seharusnya.
Konspirasi itu seakan jadi kenyataan, ketika "terselip" dua warga Iran Pouri Nour Mohammadi dan Delavar Syed Mohammad Reza yang menggunakan paspor curian serta berpura-pura menjadi warga Eropa. Reza menggunakan paspor Austria, sementara Mohammadi memakai paspor curian milik warga Italia.
Namun, tudingan bahwa mereka teroris hilang setelah Sekretaris Jenderal Interpol, Ronald Noble, membantah kemungkinan itu. Berbicara dalam jumpa pers di Paris, Prancis, 11 Maret 2014, Noble mengatakan kedua warga Iran itu ingin menyelundupkan diri masuk ke Eropa dan mencari suaka.
"Kemungkinan mereka adalah teroris semakin kecil karena mereka hanya orang biasa yang akan diselundupkan," ujar Noble.
Klarifikasi tersebut, justru membuat spekulasi lain kian berkembang liar. Salah satunya, kemungkinan kapten pesawat, Zaharie Ahmad Shah, sengaja membuat pesawat jatuh.
Pencarian multinasional pun tetap dilanjutkan. Laporan dari
BBC
, Negeri Jiran meminta bantuan kepada 25 negara. Namun, hingga akhir Maret, pencarian tidak membuahkan apa pun.
Perdana Menteri Malaysia, Najib Tun Razak, pada 24 Maret 2014 lalu mengumumkan MH370 telah jatuh di bagian selatan Samudera Hindia. Najib berkesimpulan demikian setelah memperoleh analisa baru dari sebuah perusahaan satelit di Inggris.
Namun, Pemerintah Malaysia menyatakan ke-239 penumpang dan kru tewas pada akhir Januari lalu. Sebagian keluarga penumpang asal Tiongkok mengaku kecewa dengan pengumuman tersebut. Mereka khawatir itu merupakan cara pemerintah Negeri Jiran menghentikan pencarian.
Operasi pencarian pun kini tinggal menyisakan tiga negara yakni Malaysia, Australia, dan Tiongkok. Mereka hanya memiliki batas waktu hingga bulan Mei mendatang untuk menemukan bangkai pesawat MH370.
Empat kapal yang hingga kini masih menyisir area selatan Samudera Hindia masih belum menemukan bangkai pesawat.
![vivamore="
Baca Juga
:"]
Baca juga:
[/vivamore]
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Dari pantauan radar terlihat pesawat membuat belokan tajam ke kiri dari timur laut menuju ke barat. Berdasarkan data yang dirilis oleh Pemerintah Malaysia pada Mei lalu, 17 menit kemudian pukul 01:38, petugas menara kendali udara Vietnam menghubungi negara di sekitar untuk mencari tahu keberadaan pesawat tersebut.
