Media Australia Sorot Peran Megawati Terkait Eksekusi Mati

Presiden kelima Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri.
Sumber :
  • ANTARA/Yudhi Mahatma
VIVA.co.id
Johan Budi Harusnya Tanggapi Laporan Haris Azhar
- Media Australia Sydney Morning Herald (SMH) dalam laporannya, Senin, 9 Maret 2015, menyoroti dugaan bahwa keputusan Presiden Joko Widodo soal eksekusi mati, terkait dengan permintaan Megawati Sukarnoputri.

Dua Tahun Haris Azhar Simpan Rahasia Freddy Budiman

"Megawati adalah mentor Presiden Joko Widodo dan pemimpin partainya, PDI-P. Megawati diyakini berada di balik beberapa keputusan kunci," tulis SMH, yang juga menyebut tentang tudingan terhadap Joko Widodo sebagai presiden boneka.
Polri, TNI dan BNN Diminta Cabut Laporkan Haris Azhar


Dugaan keterlibatan Megawati dalam keputusan untuk mengeksekusi mati beberapa warga negara asing, dikaitkan dengan pidatonya pada Hari Wanita Internasional, di mana Megawati menyinggung tentang penggunaan narkotika di Indonesia.


Pada pidatonya, Megawati menyebut bahwa dirinya mengatakan pada Jokowi, agar tidak memberikan pengampunan bagi para terpidana mati kasus narkotika.


Pernyataan Jokowi tentang penolakannya untuk mengabulkan permohonan grasi, pada 9 Desember 2014 di UGM Yogyakarta, telah memicu perdebatan di dalam dan luar negeri.


Jokowi dinilai telah membuat keputusan, tanpa membaca dan mempelajari permohonan grasi. Saat itu Jokowi mengatakan permintaan grasi belum ada di mejanya, namun dia menjamin tidak akan ada pengampunan bagi terpidana narkotika.


Pemerintah Australia, dikutip SMH, telah mengajukan keluhan terkait unjuk kekuatan militer yang berlebihan, dalam pemindaan dua warga negara Australia ke Nusakambangan, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.


"Tampaknya warga negara kami sengaja dipilih, untuk memaksimalkan publisitas," kata Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop.

![vivamore="
Baca Juga
:"]


[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya